KARAWANG, TAKtik – Anggota DPRD Karawang dari Fraksi Gerindra diancam akan direcall (diberhentikan) bagi yang telah melakukan pembangkangan terhadap parpolnya.
Menurut Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Karawang, Royke Benta Sahetapy, sanksi keras tersebut terpaksa dilakukan karena terindikasi ada beberapa orang anggota dan pengurus parpol yang dipimpinnya, termasuk yang duduk di gedung wakil rakyat di daerah ini, membuat gerakan-gerakan politik tidak kondusif di internal pengurus maupun kader.
“Terpaksa kami bersikap tegas. Apapun alasannya, kondusifitas partai harus tetap dijaga dari upaya segelintir oknum yang punya keinginan memecah belah kader maupun pengurus itu sendiri. Selama ini saya diam karena masih berharap mereka bisa menyadari kesalahannya,” geram Royke.
Dari kabar yang berkembang, posisi Royke di pucuk kepengurusan Gerindra Karawang ada yang hendak menggantinya. Dengan alasan, kasak-kusuk yang terdengar TAKtik, paska Royke tidak lagi duduk di DPRD membuat eksistensi parpol yang dilahirkan Prabowo Subianto kurang gaung di bumi Pangkal Perjuangan, bahkan nyaris tanpa kegiatan.
Kondisi ini memancing sejumlah kadernya berkehendak melakukan perubahan kepengurusan. Bahkan disebut-sebut pula, seorang kader dari Fraksi Gerindra DPRD diusung menjadi calon pengganti Royke. “Sikap diam saya ternyata diartikan lain. Mereka malah berani mau melabrak aturan partai. Kalau mau mengganti Ketua DPC ya pakai aturan partai. Jangan malah diam-diam mengajukan susunan kepengurusan partai yang baru. Ini jelas pelanggaran,” sewotnya lagi.
Royke tandaskan, pihaknya telah melaporkan para inisiator yang ingin ‘mengkudeta’ dirinya itu ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra di Jakarta. Klaimnya, mereka kini terancam dikeluarkan dari parpolnya. Royke akui, kisruh bermula ketika Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Barat membekukan kepengurusan Partai Gerindra Karawang dan meminta Karawang sendiri melakukan beauty contest untuk memilih calon ketua baru. (dv/tik)