KARAWANG, TAKtik – Kalangan pelaku dan pecinta seni budaya Sunda Karawang kembali menegaskan sikapnya untuk tetap maju melestarikan serta memasyarakatkan warisan leluhur di bumi Pangkal Perjuangan kendati perhatian pemerintah daerah setempat minim.
“Kami tidak boleh padam semangat di tengah kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap pelaku dan pekerja seni budaya Sunda di Karawang. Kami justru harus bisa membuktikan, tanpa dukungan pemilik kebijakan di pemerintahan juga mampu melahirkan karya, prestasi, bahkan tetap survive dalam melestarikan seni budaya warisan karuhun,” tegas penggagas Kopi Simpai, Sukur Mulyono.
Bersama para paguyuban Sunda, pendiri LSM KOMPAK yang makin akrab di berbagai kalangan komunitas masyarakat di Karawang ini, Rabu malam (12/7/2017), menggelar halal bil halal dengan menampilkan beragam seni tradisional dan tarian Sunda di depan rumah tinggalnya di Kampung Sangkali, Kelurahan Tanjungpura, Kecamatan Karawang Barat.
Usai acara, kegiatan dilanjut diskusi bersama kalangan paguyuban Sunda. Selama diskusi muncul beberapa pertanyaan, di antaranya mengenai keberadaan Kampung Budaya yang dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Kalangan paguyuban masih merasakan keberadaan sarana aset milik Pemkab Karawang tersebut belum seutuhnya bisa dimanfaatkan seluruh pelaku seni dan budaya di daerah ini untuk berkreasi.
Selain ada juga yang menilai, bahwa apa yang ada di Kampung Budaya belum seutuhnya mencerminkan miniaturnya budaya Sunda Karawang. Mereka berharap, Karawang memiliki tempat untuk memperkenalkan kepada publik bahwa Karawang adalah bagian dari pemilik sejarah kebudayaan Sunda di antara daerah-daerah lain di tanah Jawa Barat. (tik)