KARAWANG, TAKtik – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Karawang bereaksi keras tatkala di daerah ini ikut-ikutan uji coba Full Day School (FDS) tanpa mempertimbangkan waktu lain bagi usia anak sekolah belajar agama atau mengaji.
“Bagi NU, ini kebijakan ngawur dari Menteri Pendidikan yang menurut hemat kami tidak memahami kondisi di lapangan. Bagaimana anak-anak kita punya waktu untuk ngaji kalau mereka seharian penuh belajar di sekolah? Ingat, terutama di kampung-kampung, kebiasaan anak-anak usai pulang sekolah sore harinya dipergunakan belajar agama,” sesal Ketua PCNU, KH. Ahmad Rukhyat atau biasa dipanggil Uyan, Kamis (10/8/2017).
Ditegaskannya, sejak kebijakan FDS diujicoba keberadaan DTA atau sekolah agama usia dini hingga kelas V SD, mulai terancam tidak bisa berjalan. Pasalnya, Uyan juga menyebut, di berbagai pelosok pedesaan di wilayah Kabupaten Karawang keberadaan DTA dimanfaatkan pula sebagai sarana mengaji bagi anak-anak usia SLTP bahkan SLTA.
“Kondisi ini ternyata sama pula di berbagai daerah di Indonesia. Makanya PWNU Jawa Timur sampai mengeluarkan seruan agar seluruh warga NU turun menggelar aksi unjuk rasa ke Istana Negara. Meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk membatalkan kebijakan FDS kendati baru sebatas ujicoba,” tandas Uyan yang kakak kandung Wakil Bupati Ahmad ‘Jimmy’ Zamakhsari.
Terkait ajakan PWNU Jawa Timur itu, Uyan katakan, pihaknya di Karawang tinggal menunggu instruksi PBNU di Jakarta. Jika memang NU harus turun ke jalan, tegasnya, NU Karawang telah siap. Hanya langkah yang ditempuhnya di sini diawali dengan akan mendatangi Dinas Pendidikan, Komisi D DPRD, dan selanjutnya menyambangi Bupati Cellica Nurrachadiana.
“Kami tidak minta tawaran apapun kecuali kebijakan FDS dicabut dan tidak lagi dilanjutkan. Bagaimana kita mau melahirkan generasi-generasi bermoral bila pendidikan agama tidak lagi dihiraukan? Insha Allah kami juga siap berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama terkait menyelamatkan eksistensi DTA,” tegas Uyan lagi. (tik)