BANDUNG, TAKtik – Pilkada Jawa Barat 2018 membutuhkan kematangan dan kedewasaan. Sehingga kita bisa terus memelihara dan mengembangkan demokrasi yang menjadi salah satu cara untuk mencapai harmonisasi kebangsaan. Bukan sekadar mengejar target perebutan kekuasaan. Karena kekuasaan bukan sebagai tujuan.
Demikian dikemukakan Deddy Mizwar saat mendeklarasikan dirinya bersama Dedi Mulyadi menjadi pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat di Gedung Sabuga Bandung, Selasa (9/1/2018). Diakuinya, jumlah penduduk provinsi ini yang mencapai 47 juta jiwa atau dua kali lipat lebih besar dari jumlah penduduk di benua Australia, bukan hal mudah untuk membenahi Jawa Barat. Maka itu, Deddy menyebut, daerah ini sangat sexy.
Memasuki pertarungan politik menuju Jawa Barat Satu dan Dua, Deddy yang masih menjabat sebagai Wakil Gubernur berpendapat, kekuasaan merupakan sarana untuk mencapai tujuan mengangkat harkat derajat masyarakat Jawa Barat. “Kita harus jadikan Pilkada Jawa Barat sesuatu yang menyenangkan, bukan menakutkan. Sesuatu yang menyatukan, bukan mencerai beraikan. Saling asah, saling asih, saling asuh. Mari kita himpun yang berserak. Kita bersinergi saling memuliakan, bukan saling menghinakan,” serunya.
Dalam kesempatan sama, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, menitipkan tiga program kepada pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Yakni, mempertahankan iklim investasi karena Jawa Barat adalah cerminan jendela Indonesia di mata dunia, pertumbuhan ekonomi dipertahankan di atas pertumbuhan rata-rata nasional, dan Partai Golkar juga menitipkan program untuk rakyat berupa sembako murah, membuka lapangan kerja, serta menyiapkan rumah yang terjangkau dengan jarak terjangkau pula. “Jadilah pemimpin. Jangan jadi pejabat atau pengusaha,” ujarnya mengingatkan.
Sedangkan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menggarisbawahi, bahwa apa yang ada di pikiran Partai Golkar dalam mengusung pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sesungguhnya sama. Sebagai bagian dari warga Jawa Barat, karena SBY tinggal di Cikeas Nagrak Gunung Putri Bogor, lima tahun kedepan wilayah di provinsi ini makin maju, aman, tentram, damai. “Yang sudah baik dilanjutkan, yang belum baik diperbaiki. Itulah indahnya kepemimpinan. Itulah indahnya pembangunan berkesinambungan,” pesannya. (tim/tik)