KARAWANG, TAKtik – Hasil uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test dari tim akademisi terhadap calon direksi PDAM Tirta Tarum Karawang yang tidak dipublikasikan ke publik, dinilai oleh aktivis anti korupsi, Asep Toha, bisa menjadi peluang bagi oknum di kalangan tertentu untuk ‘memainkan’ kepentingannya.
“Janggal saja apabila hal yang bersentuhan dengan publik malah disembunyikan. Kalau tidak ada apa-apa, kenapa mesti ditutupi hasil itu? Beruntung TAKtik mampu mengungkap data ini hingga kita bisa membaca ada indikasi kearah dugaan yang kurang beres tatkala muncul jumlah calon di luar hasil fit and proper test,” kata Asep Toha yang biasa akrab dipanggil Asto kepada TAKtik, Selasa malam (13/2/2018).
Aktivis yang kerap kali melakukan aksi dukungan terhadap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dalam mengusut dan menangkap para koruptor ini juga mengatakan, bahwa dirinya bersama rekan sempat memantau perjalanan pelaksanaan rekrutmen calon direksi PDAM Tirta Tarum. Karena dari awal, Asto mencium, muncul gelagat dugaan terdapat calon ‘titipan’ dari momentum pergantian direksi perusahaan daerah milik Pemkab Karawang ini.
“Kita lihat saja hasil akhirnya. Apa yang nanti diputuskan bupati selaku owner. Adakah di antara calon direksi yang diterima di luar hasil fit and proper test tim akademisi? Di sisi lain, saya dan rekan-rekan sempat menelusuri jejak para calon direksi yang mendaftar di PDAM Tirta Tarum Karawang. Ditemukan data, ada di antara calon itu yang ikut pula mendaftar di PDAM daerah lain yang sama-sama membuka rekrutmen calon direksinya,” papar Asto.
Dia pahami, pilihan itu menjadi hak setiap warga Negara. Di mana setiap orang bebas mencari pekerjaan tanpa batas wilayah, bahkan Negara. Namun yang perlu menjadi perhatian bupati, Asto mengingatkan, jangan sampai ada calon direksi PDAM hanya sekadar mencari peluang lolos dan jadi lahan coba-coba. Sedangkan yang jadi harapan publik Karawang, Asto tandaskan, keberadaan direksi baru di PDAM Tirta Tarum mampu merubah kinerja maupun pelayanan kepada pelanggan lebih baik, selain menyumbang kas daerah dari laba perusahaan lebih rasional.
“Hasil investigasi dengan jaringan kita, ada yang masuk di antara yang mendaftar di Karawang, mereka juga lolos di daerah lain. Tapi bukan berarti yang harus diambil oleh bupati di sini adalah calon yang tidak lolos fit and proper tes tim akademisi. Karena dari 9 calon itu ada yang tetap fokus di Karawang. Ini konsekwensi dari aturan dan mekanisme yang dibuat sendiri oleh Panitia Seleksi atas SK Bupati?” wanti-wanti Asto.
Tidak dia pungkiri, dugaan ‘permainan’ selama proses seleksi calon direksi PDAM Tirta Tarum bukan hal gampang pembuktiannya. “Bisa saja jika ada ‘permainan’ di wilayah aturan (?). Kalau berawal seperti ini, jangan harap memunculkan pimpinan PDAM yang berkualitas. Semoga saja tidak terjadi di kita. Makanya, kita tunggu apa hasil keputusan Bupati Cellica Nurrachadiana,” ucapnya lagi. (tik)