KARAWANG,TAKtik – Kas Daerah Karawang bisa saja besar hingga target capaian tahun anggaran 2018 tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya di angka Rp 4,2 triliun. Tapi perhatian pemkab di sini untuk sektor pendidikan masih melahirkan tanda tanya.
Di lapangan membuktikan, ada puluhan peserta didik di SDN IV Plawad Kecamatan Karawang Timur terpaksa belajar sambil lesehan di lorong bangunan sekolahnya. Ini akibat ruang kelas mereka sudah tak lagi beratap karena material penyangga genting telah rapuh dimakan usia.
Hingga kini, upaya perbaikan yang diusulkan melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga setempat tak kunjung terealisir. “Kami tak mau ngajak anak-anak belajar di ruang kelas. Takut ketika bangunan ambruk menimpa mereka. Makanya lebih memilih tempat yang aman kendati sambil lesehan,” ungkap guru kelas III SDN IV Plawad, Agus Safei, Selasa (6/3/2018).
Diakuinya pula, murid-muridnya tersebut sempat dipaksakan belajar di ruang kelas itu. Namun saat hujan turun, semua basah kuyup dari atap yang bocor parah. Bahkan beberapa matrial penyangga atap nyaris roboh. Alhasil, sebelum jam belajar habis, Agus katakan, anak-anak disuruh pulang lebih awal.
“Setelah itu, kita (para guru), berunding dan mengambil inisiatif untuk tidak menggunakan ruang kelas itu lagi guna mencegah segala kemungkinan yang tak diinginkan. Ini demi keselamatan anak-anak. Bahkan kita berinisiatif menurunkan semua genteng di ruang kelas IIII, termasuk ruang guru yang sebagian gentengnya mulai berjatuhan,” beber Agus.
Solusi lain bersifat darurat di tengah ruang kelas yang terbatas, Agus kemukakan lagi, pihak sekolah memberlakukan shift belajar mengajar. Kelas I, II, dan III masuk pagi dengan menggunakan ruang kelas IV, V, dan VI. Siangnya baru kelas lainnya. Itu pun sebagiannya terpaksa belajar lesehan di luar kelas. (tim/tik)