KARAWANG, TAKtik – Adanya beberapa megaproyek nasional yang melintas dan masuk Karawang, hingga kini belum merubah pola ruang di luar yang sebelumnya telah diubah di barat dan selatan daerah ini.
“Selama ini kita melakukan kajian hanya untuk mengamankan yang sudah ada di RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Nasional maupun Jawa Barat. Misal area untuk lintasan kereta api cepat, itu menggunakan area kawasan industri,” kata Kepala Bapeda Karawang, Eka Sanatha, Senin siang (2/4/2018).
Kalaupun terdapat persawahan di sekitarnya, Eka bilang, di titik wilayah itu memang pola ruangnya telah berubah sejak tahun 1994. Jika hingga sekarang belum difungsikan sebagaimana peruntukannya buat perluasan kawasan industri, menurutnya, bukan menjadi ranah Pemkab Karawang lagi.
“Di luar itu belum ada penambahan (perluasan) untuk perubahan tata ruangnya. Tidak gampang. Harus melakukan kajian dulu lagi. Termasuk di wilayah Kecamatan Telukjambe Barat, program perubahan tata ruangnya sampai saat ini belum mengarah ke arah sana. Adanya kaum pemodal yang katanya belanja tanah sawah besar-besaran, seperti di Karangligar, bukan kapasitas saya mengomentari ini,” kelit Eka.
Namun ia juga katakan, pengusaha punya trik sendiri. Hanya saja, Eka tidak menjelaskan apa yang dimaksud trik seperti dibilangnya itu. “Saya mah normatif sajalah. Yang jelas, saya tegaskan, sampai saat ini pola ruangnya belum berubah,” kilahnya sambil mengabarkan, bahwa perkembangan program baru nasional yang sedang berjalan adalah dibangunnya jalan lingkar luar Cibitung Bekasi-Depok.
Sedangkan keberadaan tol Jatiasih-Sadang, Eka pastikan, akses gerbang tolnya untuk keluar dan masuk Karawang nyambung ke jalan provinsi Badami-Loji maupun jalan provinsi Curug. “Nanti ada dua bukaan tol di kita. Makanya ini mesti kita perhitungkan,” pungkasnya sambil pamitan untuk mengikuti rapat di Kota Bekasi atas undangan Dirjen Tata Ruang yang katanya diajak membahas SPAM (Sistem Penyediaan Air Bersih) Jatiluhur buat memenuhi kebutuhan Jakarta dan daerah sekitarnya. (tik)