KARAWANG, TAKtik – Akhirnya, paska akhir seleksi calon direksi PDAM Tirta Tarum Karawang, Desember 2017 lalu, yang sempat dibiarkan tanpa kejelasan, baru dilantik oleh Bupati Cellica Nurrachadiana di lantai III Gedung Singaperbangsa, Senin siang (6/8/2018).
Dari 9 orang yang dinyatakan lolos, 3 orang kini telah resmi mengisi tiga kursi direksi sejak sekitar dua tahun hanya dijabat pelaksana tugas. Ketiganya adalah Muhammad Sholeh asal Sragen di posisi direktur utama, Dwi Yulianingsih dari Indramayu di kursi direktur umum, dan Didi Mulyadi yang ikut seleksi dari internal PDAM Tirta Tarum, sekarang mengisi jabatan direktur teknis.
Bahkan Sholeh sendiri pada saat tahapan seleksi berlangsung ikut di dua posisi jabatan yang dilamarnya. Satunya lagi untuk kursi direktur umum. Dan dua-duanya sempat dinyatakan lolos. Molornya penetapan hasil seleksi tersebut, sempat menyeruak isu minor di beberapa kalangan pemerhati perusahaan daerah milik Pemkab Karawang ini, adanya dugaan tarik ulur kepentingan politik ‘balas jasa’ berkelanjutan.
Kendati Cellica berkali-kali membantah isu minor itu, namun dengan pembiaran waktu berlama-lama hanya untuk menetapkan calon direksi terpilih dari 9 orang calon hasil fit and proper test tim akademisi, seolah tudingan miring bernuansa politis teramini. Ada yang menilai pula, evaluasi tahunan yang kini diterapkan Cellica terhadap direksi PDAM Tirta Tarum yang baru sebagai jalan tengah ‘kompromi’ cukup adil.
Terkait itu, Ketua Dewan Pengawas PDAM Tirta Tarum, Indra Suntanto, turut menegaskan bahwa tahap penetapan calon direksi terpilih terbebas dari intervensi politis ‘balas jasa’. Kendati Indra tidak menampik, sebelumnya selama proses awal tahapan seleksi, intervensi itu cukup dominan mempengaruhi panitia. “Kami harap mereka yang sudah dipilih bupati selaku owner adalah benar-benar orang pilihan yang mampu memajukan PDAM Tirta Tarum,” ujarnya.
Dinyatakan oleh Cellica, evaluasi tahunan yang kini diterapkan terhadap ketiga orang direksi baru merupakan sisi capaian kinerja yang harus bisa dipertanggungjawabkan. Pelayanan publiknya juga wajib diperbaiki, selain harus memberikan kontribusi besar kepada Pemkab Karawang sebagai pemilik perusahaan. “Soal pelantikan tidak ada yang ditunda-tunda, cuma ngambil waktu tepat saja,” kilahnya.
Selain itu, Cellica ingatkan direksi baru agar bisa menjual air ke kalangan industri. Karena selama ini, menurutnya, masih banyak industri di Karawang lebih memilih menggunakan air bawah tanah. Hal penting lainnya, kebocoran air hasil pengelolaan PDAM Tirta Tarum yang masih di atas 30 persen, diharapkannya, tidak terjadi lagi, atau setidaknya mampu diminimalisir. (tim/tik)