KARAWANG, TAKtik – Menyeruaknya kembali soal beban biaya dalam mengurusi club sepakbola Persika, Bupati Cellica Nurrachadiana menyarankan, manajemen tim ini harus steril dari kepentingan politik.
“Bola ini jangan jadi alat politik buat siapapun. Kalau ada campur tangan politik, tidak akan jalan-jalan. Mereka yang mengurusi tim sepakbola mesti yang benar-benar menyintai atau menyukai bola, dan punya keinginan tulus memajukannya. Hari ini kalau saya lihat, gemuk sekali tim formasinya,” ujar Cellica, Senin sore (10/9/2018).
Diakuinya, ia belum menemukan formulasi yang jelas bagaimana mengarahkan Persika menuju ke industri sepakbola sebagaimana club-club profesional cabang olahraga bermasyarakat ini lainnya. Bagaimana ngurus sepakbola, Cellica katakan, dirinya perlu paham secara utuh. Namun untuk menjaga komitmen bersama dalam memajukan Persika, menurutnya lagi, sistem manajemen atau manajerial di internal perlu terus diperbaiki.
“Di antaranya keterbukaan dalam pengelolaan dana, apalagi jika melibatkan bantuan pihak swasta. Kalau di perusahaan publik itu ada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Artinya, misal terdapat dana yang masuk ke Persika dari kalangan pegusaha, itu dijelaskan secara transparan buat apa saja, kegiatannya seperti apa, dan lain sebagainya. Sangat wajar bila pihak pengusaha membutuhkan kejelasan dampak manfaatnya buat mereka,” kata Cellica.
Dikemukakannya lagi, secara pribadi ia berencana melakukan pendekatan kepada pihak perusahaan. “Karena ini menyangkut kepercayaan, saya tidak mau gegabah untuk melakukan pendekatan kepada mereka (pengusaha) buat ikut membantu Persika. Pemerintah Daerah cuma sebatas mengimbau. Tidak punya kewenangan untuk memaksa. Pada sisi lain, justru sepakbola akan baik kalau ada campur tangan pihak swasta,” tandasnya.
Sebelumnya, Badan Anggaran DPRD Karawang seperti disampaikan Danu Hamidi mengajak kalangan PNS di lingkungan pemkab di sini bersama-sama legislator untuk rereongan membantu Persika. Ini agar kelangsungan club milik dan kebanggaan masyarakat Karawang tetap survive dengan prestasi.
“Dari 14 ribuan orang PNS yang ada, minimal per orang nyumbang Rp 50 ribu per bulan, setidaknya bisa terkumpul uang sekitar Rp 700 jutaan per bulan. Belum lagi dari pribadi-pribadi pengusaha industri. Di mana jumlah pabrik di Karawang ada 1.790-an. Misal Rp 1 juta saja per orang mereka nyumbang, itu sudah di atas Rp 1,5 miliar Persika dapat. Yang perlu diperhatikan bersama, hilangkan politisasi Persika. Itu saja,” saran Danu. (tik)