KARAWANG, TAKtik – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang akui belum maksimal melakukan mitigasi bencana, terutama di wilayah rawan banjir Kecamatan Telukjambe Barat.
“Sejauh ini mitigasi bencana baru berupa pembelajaran kepada warga dalam menghadapi banjir. Untuk pembangunan fisik belum dilakukan,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Karawang, Anyang Salehudin.
Menurutnya, pihak BPBD telah mengusulkan sejumlah solusi kepada instansi terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk menangani banjir yang diakibatkan dari luapan Sungai Cibeet.
“Salah satu solusi yang kami usulkan adalah pembuatan bukaan air yang mengendap di daerah terendah menuju sungai. Kemudian juga pembuatan tanggul agar luapan air Cibeet tidak mengalir ke desa-desa langganan banjir di Telukjambe Barat,” kata Anyang.
Belum adanya realisasi atas apa yang diusulkannnya sesuai aspirasi warga korban banjir, Anyang berdalih, BPBD hanya bisa mengusulkan. Sedangkan kewenangan ada di Dinas PUPR maupun BBWS. “Kami juga sempat menyampaikan hal ini ke DPRD Karawang,” ujarnya.
Saat Karawang, terutama di daerah hulu Sungai Cibeet, mulai diguyur hujan deras, warga di Desa Karangligar, Mekarmulya, Parungsari, dan sekitarnya, kembali waspada. Karena sejak tahun 2007, setiap tahun banjir rutin menggenangi rumah-rumah warga. Hingga kini, Pemkab Karawang belum mengambil langkah konkret agar bencana ini tidak terus terulang, kendati warga seringkali menawarkan solusi. (tim/tik)