KARAWANG, TAKtik – Baru saja satu minggu dilanda banjir, kini air kiriman dari hulu Sungai Cibeet kembali menggenangi ratusan rumah di wilayah Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat sejak Sabtu subuh (27/4/2019).
Sering terulangnya banjir di area yang tak jauh dari sumur-sumur migas itu, pihak Pertamina EP Asset 3 baru terdengar “suara”-nya. Bahwa mereka akan mengevaluasi sumurnya tersebut untuk mencari tahu fenomena banjir di perkampungan penduduk desa ini.
“Sumur di Karangligar masuk area Field Subang. Sebelumnya kita telah minta ITB (Institut Teknologi Bandung) mengevaluasi kejadian itu. Kesimpulannya, banjir di Karangligar bukan karena aktivitas hulu Pertamina,” kata Field Manager Pertamina EP Asset 3 Armand Mel Hukom kepada sejumlah awak media, Jumat lalu (26/4/2019).
Menurutnya pula, sumur-sumur Pertamina di area Karangligar dan sekitarnya adalah penambangan hidrokarbon, mengebor ratusan meter ke bawah tanah. “Diameter lubangnya pun tidak besar, hanya 25 sampai 30 centimeter. Dapat disimpulkan aktivitas tambang tidak mungkin menyebabkan penurunan tanah,” bantahnya.
Sebelumnya, tim dari ITB menyatakan, bahwa selama delapan tahun terakhir penurunan permukaan tanah di wilayah Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, sudah mencapai dua meter. Jika dirata-ratakan, per tahun turun 25 centimeter. Hal itu diungkapkannya saat ekspose laporan akhir hasil kajian kontur tanah Karangligar bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang di ruang rapat Bapeda, 27 Juli 2017.
Hanya saja, Andi maupun Imam yang dari tim ITB tersebut tidak menjelaskan secara tegas penyebab penurunan tanah di wilayah desa itu yang rutin tergenang banjir sejak tahun 2007. Pihaknya hanya menyebutkan, kemungkinan bisa saja karena tanah di sekitarnya menahan beban terlalu berat. (tim/tik)