KARAWANG, TAKtik – PT. Pupuk Kujang berencana memindahkan pabriknya ke wilayah Sulawesi. Alasannya, untuk mendekatkan pabrik ke sumber gas bumi. Sedangkan pabrik di Cikampek lebih fokus diarahkan memproduksi pupuk NPK.
Kabar itu disampaikan Kepala Biro Humas Pupuk Kujang Ade Cahya saat buka puasa bersama kalangan awak media di lingkungan pabriknya, Jum’at (10/5/2019). Hanya saja, tidak dijelaskan kapan waktu pasti pemindahan pabrik pupuknya itu.
Adakah ini terkait kembali sulitnya Pupuk Kujang mendapatkan suplai pasokan gas sebagai bahan baku produksi di Cikampek? Memang tidak ada keterangan rinci yang dikemukakan Ade. Hanya jauh sebelumnya, pihak Pupuk Kujang sempat terkendala ini dalam menunjang operasional produksi pupuk urea dari pabrik Kujang 1A dan Kujang 1B.
Untuk mengatasi kendala tersebut waktu itu, PT PHE ONWJ telah menyetujui menambah pasokan gas pabrik Kujang 1A periode 2012 hingga 2017. Volume gas yang dipasok tahun 2012 sampai 2015 sebesar 57 BBTUD. Dan pada tahun 2016 sebesar 44 BBTUD.
Hal lain yang diungkap Direktur Utama Pupuk Kujang Budi Eka Irianto, akhir pekan kemarin itu (10/5/2019), pupuk bersubsidi peruntukan petani yang digelontorkan tahun 2018 belum dibayar oleh pemerintah mencapai Rp 1,8 triliun. Kendati diakuinya, jumlah piutang sebesar itu belum mengganggu aktivitas produksi.
Cara menyiasatinya, Anto panggilan akrab dirut ini akui, mencari dana pinjaman kepada pihak perbankan. “Utang kepada perbankan terpaksa dilakukan seiring dengan meningkatnya harga bahan baku pupuk urea, yakni gas bumi. Alhamdulillah, pemerintah secara bertahap terus melakukan pembayaran piutang kami sehingga kondisi keuangan Pupuk Kujang masih sehat,” ucapnya. (tim/tik)