KARAWANG, TAKtik – Potensi kekeringan akibat kemarau panjang dari dampak perubahan iklim di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Jawa Barat, Perum Jasa Tirta (PJT) II menjamin pasokan air untuk memenuhi kebutuhan pertanian tetap aman.
Dikatakan Direktur Utama PJT II U. Saefudin Noer, pihaknya selama ini terus menata pengelolaan pasokan air Sungai Citarum dan fungsi Waduk Jatiluhur sebagai sumber air bagi masyarakat di bagian utara wilayah provinsi ini, termasuk DKI Jakarta.
“Untuk mitigasi kekeringan PJT II telah mangatur suplai air sesuai kebutuhan areal tanam. Yaitu dengan memperhatikan kapasitas saluran dan melakukan pengaturan pembagian air,” jelas Saefudin saat mengunjungi irigasi Bendung Ranggon, Kecamatan Majalaya, Karawang, Kamis (25/7/2019).
Menurutnya, 90 persen air Waduk Jatiluhur digelontorkan buat mengairi irigasi di Kabupaten Karawang, Subang, Indramayu, hingga Kabupaten/Kota Bekasi. Sisanya, peruntukan air baku industri, air minum di Jawa Barat dan sebagian DKI Jakarta.
“Lahan pertanian di Kabupaten Karawang, Subang, bahkan sebagian barat Indramayu menjadi areal prioritas mitigasi antisipasi kekeringan dengan menjaga pompa, kebersihan bendungan, hingga saluran,” tandas Saefudin.
Sedangkan pengaturan air di daerah Indramayu sampai Cirebon, diakuinya, tidak dapat dilakukan. Alasannya, karena sumber air dari Waduk Jatigede belum termasuk dalam pengelolaan PJT II.
Terkait ini, Saefudin sampaikan, BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) sempat merilis tentang potensi kekeringan yang bakal melanda sejumlah daerah di Indonesia, tanpa terkecuali di wilayah Jawa Barat. (tim/tik)