KARAWANG, TAKtik – Mencapai sekitar 600 ribu mega watt kebutuhan listrik di Karawang terhenti sejak pukul 09.30 WIB hingga jelang petang hari pada Rabu (31/7/2019).
Hal itu dikemukakan Humas PLN Karawang Imam Chanafi kepada sejumlah awak media di kantornya, Jalan Kertabumi. “Mati listrik hari ini (31/7/2019) disebabkan ada gangguan pada Gardu Induk Cibatu 1-2 yang mengakibatkan mati listrik di Karawang, sebagian Cikarang, Indramayu, dan Cirebon,” ujarnya.
Dipertegas oleh rilis dari PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat, putusnya pasokan aliran listrik tersebut di sebagian wilayah utara Jawa Barat karena terjadi gangguan pada penghantar transmisi 150 kV, antara Gardu Induk Cibatu-Gardu Induk Mekarsari mulai pukul 09.24 WIB. Dampak kejadian itu mengakibatkan Pembangkit Indramayu Unit 1, 2, dan 3 trip, sehingga subsistem Cibatu padam total.
Terputusnya aliran listrik secara mendadak dan memakan waktu yang cukup lama tidak hanya berpengaruh kepada pelanggan listrik rumah tangga. Termasuk aliran air terhadap pelanggan PDAM turut terhenti. Bahkan Kalangan pengusaha industri “berteriak” karena banyak pabrik berhenti berproduksi dengan menanggung risiko kerugian.
Seperti disesalkan Warsito dari Human Resource and General Affair PT Hitachi Chemical maupun Ejen Jaenudin yang Kepala Maintenance pabriknya, bahwa terputusnya aliran listrik selama itu menyebabkan 300 model mesin mati dan 300 karyawan tak bisa bekerja. Alhasil, mereka menyebut, target produksi Rabu ini (31/7/2019) tidak tercapai.
Sedangkan dari Karawang International Industrial City (KIIC) melalui pesannya singkatnya kepada awak media menyatakan, pihaknya masih mendata pabrik-pabrik di kawasannya yang terkena dampak padamnya aliran listrik PLN tersebut.
“Di KIIC ada 160 perusahaan. Pasti bakal terdampak jika listrik mati, kecuali pabrik yang punya genset besar. Masih kami data dampaknya (mati listrik),” jelas Humas KIIC Satya Gumilar. (tim/tik)