KARAWANG, TAKtik – Menghadapi Pilkada 2020, kalangan pengusaha percetakan di Karawang berharap, ada komitmen dari kubu pasangan calon bupati-wakil bupati untuk turut membesarkan usaha kecil menengah di daerahnya sendiri.
“Selama ini komitmen itu belum terlihat. Seperti halnya di Pemilu 2019 lalu, kalangan caleg (calon anggota legislatif) yang mencetak APK (alat peraga kampanye) pada percetakan di Karawang hanya 20 persen saja. Mereka lebih banyak nyetak di Jakarta atau di daerah lain,” ungkap Ketua Ikatan Percetakan Karawang (IPERKA) Didin Syabaruddin, Kamis siang (16/1/2020).
Padahal dari sisi kualitas dan harga, menurutnya, percetakan di Karawang sudah kompetitif, bahkan bisa lebih baik dan murah serta hasil cetakan diantarkan langsung ke alamat pemesan. Hal paling mendasar yang jadi pertanyaan Didin, komitmen kaum politisi Karawang untuk membangun pelaku ekonomi kecil menengah belum dirasakannya. Sedangkan pertumbuhan pengusaha kecil di bidang ini di Karawang telah di atas 400-an, kendati yang masuk IPERKA 155 percetakan.
“Antara retorika politik dengan realitas di lapangan belum sinkron. Atau memang mereka anggap ini hal kecil? Tapi justru retorika keberpihakan ke pelaku usaha kecil diuji dari saat yang mereka butuhkan. Di antaranya saat mencetak APK. Haruskah terus lebih percaya ke percetakan di luar daerah dibanding yang telah ada di daerahnya sendiri?” sesal Didin yang pemilik percetakan CMB (Cipta Mandiri Barokah) di Jalan Arif Rahman Hakim atau Jalan Niaga Karawang.
Sama halnya dikemukakan Divisi Pengadaan Mesin IPERKA Ahmad Ridwan, jika para kubu pasangan calon bupati-wakil bupati di Pilkada Karawang 2020 tetap tidak ada yang melirik percetakan di sini, ia pesimis keberpihakan pemerintahannya ke depan untuk membangun usaha kecil menengah tetap sekadar basa-basi politik. “Kita lihat saja bagaimana kepedulian dan keberpihakan mereka di pilkada sekarang,” sentil pemilik percetakan Dex Print yang pasar cetakannya sudah merambah kelas menengah atas Karawang. (tik)