KARAWANG, TAKtik – Isu politik yang menyeruak jelang pertemuan lintas parpol di salah satu hotel di Karawang, Minggu malam (8/3/2020), skenarionya berbagi koalisi hingga bakal calon petahana Cellica Nurrachadiana kehabisan parpol untuk memenuhi syarat pencalonannya.
Isu ini muncul seiring dengan tidak diundangnya Demokrat dalam pertemuan tersebut. Salah seorang pengurus DPC PDIP Karawang yang mewanti-wanti namanya tidak ditulis mengakui hal itu. Bahkan ia menyebut, rencana parpolnya mengusung Yesi Karya Lianti-Firlie Hanggodo Ganinduto kepastiannya sudah sekitar 70 persen. Itu artinya, Golkar yang telah menyiapkan koalisi dengan Demokrat mulai dalam proses “diambil”.
Di kalangan pengurus DPD Partai Golkar Karawang juga ada yang telah menerima kabar jika di kalangan Poros Juang plus Gerindra dan PKB terdapat nama-nama yang disiapkannya. Di antaranya, pasangan Gina Fadlia Swara-Aep Syaepuloh (Gerindra-PKS), dan Ahmad ‘Jimmy’ Zamakhsari-Lina Sugiharti (PKB-PPP) selain Yesi-Firlie (PDIP-Golkar). “Itu informasi yang saya terima. Namanya juga politik,” ungkap Cepyan Lukmanul Hakim.
Sedangkan penjelasan dari Sekretaris DPD PAN Karawang Dadan Suhendarsah, pertemuan 10 parpol yang diundang, yakni Gerindra, Golkar, PKB, PDIP, PKS, NasDem, PBB, Hanura, PPP, dan PAN, intinya adalah temu pikir pimpinan parpol dalam rangka ajang silaturrahim, mempertemukan beragam kepentingan menghadapi Pilkada Karawang 2020.
“Diakui atau tidak, parpol merupakan etalase Negara yang ingin menyalurkan pemikiran dan cita-cita pemilihnya. Sebagai tanggungjawab moral parpol guna menghindari syahwasangka atau kesalahpahaman di antara kami terkait dinamika yang berkembang menjelang pembentukan bangunan koalisi dan kepastian usungan calon,” jelas Dadan.
Sulit dipungkirinya, memasuki tahun politik seperti sekarang banyak isu berkembang di tengah publik. Ada yang betul, tapi ada juga hanya rumor. Dengan duduk bersama, diharapkannya, semua akan saling memahami agar terhindar dari konflik yang tidak penting. Dadan akui, rencana pertemuan tersebut tanpa menyertakan Demokrat.
“Diskusi ataupun relasi antar pihak bisa berjalan baik jika semua pihak memposisikan diri dalam kesetaraan. Saling membuka diri (open mind). Tidak bisa pihak yang satu melakukan kooptasi atau merasa paling dibutuhkan. Nah, kami merasa 10 partai itulah yang memiliki semangat sama untuk membuka ruang komunikasi. Sementara Demokrat, dalam hal ini ketua DPC-nya, belum bergerak menjalin komunikasi berlandaskan sikap egaliter,” urai Dadan beralasan.
Menurutnya pula, temu pikir 10 parpol itu murni inisiatif dari para pimpinan parpolnya masing-masing. “Bukan pesanan salah satu figur bakal calon wakil bupati. Di sini (pertemuan ini) tidak akan ada keputusan dukung mendukung calon,” tandasnya. (tik)