KARAWANG, TAKtik – Adanya reposisi anggaran di tengah pandemi covid-19 di Karawang jangan sampai mengorbankan alokasi tunjangan tahunan untuk para guru ngaji dan amil yang biasa turun jelang Hari Raya Idul Fitri.
Hal itu diingatkan Ketua Komisi IV DPRD Karawang Asep Syaripudin, Kamis (7/5/2020). “Sekarang ini di kalangan guru ngaji maupun amil sudah mulai ada yang galau, karena bulan suci Ramadhan telah hari ke-14 mereka masih belum menerima kabar kapan honor tahunan tersebut akan turun,” ujarnya.
Sedangkan, sambung Asep atau biasa akrab disapa Ibe, mereka khawatir tatkala muncul kabar ada belanja di APBD Karawang 2020 yang direposisi seiring merebaknya virus corona dalam dua bulan terakhir. Para guru ngaji dan amil tersebut berharap agar haknya yang hanya diperoleh setahun sekali itu tidak dihilangkan akibat dari dampak reposisi.
“Sangat wajar dan bisa dipahami jika mereka khawatir. Sudah mah cuma dapat insentif dari pemkab setahun sekali, itu pun nilainya tidak seberapa dibanding pengabdian mereka dalam mengajarkan ngaji ke putra-putri kita. Memang secara hitungan total, alokasi anggaran buat honorer guru ngaji dan amil ini kelihatan besar mencapai Rp 20,7 miliar,” ujar Ibe.
Terkait ini, Kabag Kesra Setda Karawang Matin Abdul Razak mengakui, hingga kini pihaknya belum menerima arahan mengenai waktu maupun teknis penyaluran anggaran tersebut. “Peruntukannya bukan hanya untuk guru ngaji dan amil tapi juga buat merebot masjid serta guru DTA. Jumlah keseluruhan yang mendapatkan insentif ini ada 16.619 orang,” jelasnya. (tim/tik)