KARAWANG, TAKtik – Ketua Harian Satgas Citarum Harum Mayjen (Purn) Dedi Kusnadi Thamim mengamini bahwa air Sungai Citarum yang hitam kelam dalam beberapa hari terakhir berbau. Namun pihaknya belum berani memastikan penyebabnya.
Hingga Selasa (4/8/2020), Dedi kemukakan, Satgas Citarum Harum masih menyelidikinya. Kendati demikian, kemungkinan yang ia baca ada tiga pemyebab. Pertama, akibat endapan lumpur yang menumpuk selama bertahun-tahun, naik ke permukaan ketika volume air sangat kurang.
Lanjut Dedi, kemungkinan kedua ada perusahaan nakal membuang limbahnya tanpa melalui IPAL terlebih dulu. Ketiga, bisa jadi akibat melimpahnya limbah domestik (rumah tangga) yang mengalir ke Citarum. “Saya tadi pagi (4/8/2020) meninjau air Citarum dari sektor 16 hingga sektor 19. Di sekor 16, tepatnya di daerah Kecamatan Klari airnya masih normal,” ujarnya.
Dedi baru menemukan air Citarum mulai menghitam bahkan bau menyengat saat masuk sektor 17 sampai 19. Dari hasil penelusurannya bersama DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan) Karawang maupun Direktur Utama PDAM Tirta Tarum, ia telah mengambil air Citarum tersebut sebagai sampel untuk diuji kandungannya di laboratorium.
Tidak dipungkiri Dedi, kini air Sungai Citarum sudah bercampur dengan air buangan limbah industri maupun rumah tangga. Sedangkan pernyataan sebelumnya dari Kepala DLHK Karawang Wawan Setiawan, limbah-limbah cair industri yang dibuang ke Sungai Citarum masih sesuai dengan batas baku mutu air. (tim/tik)