KARAWANG, TAKtik – Ketua KPU Kabupaten Karawang Mari Fitriana memastikan bahwa lembaganya sebagai penyelenggara Pemilu 2024 berada di tengah-tengah para peserta pemilu alias netral.
Pernyataan Mari tersebut menjadi jaminan bahwa KPU tidak condong memihak, baik terhadap parpol tertentu, caleg tertentu atau bahkan kepada pasangan capres-cawapres tertentu pula.
Jaminan ini, di banyak kalangan, termasuk parpol peserta pemilu beserta para pendukungnya, dijadikan pegangan sebagai bagian di antara tolok ukur terselenggaranya pemilu damai, aman dan sukses tanpa ekses.
“Kami berharap Pemilu 2024 sebagai sarana integrasi bangsa, menyatukan di tengah perbedaan. Kami siap berdiri di tengah bapak-ibu semua, di tengah kepentingan bapak-ibu dan siap menyukseskan Pemilu 2024,” kata Mari mempertegas sikap KPU yang dipimpinnya di Karawang saat kegiatan Kirab Pemilu 2024 di lapangan Karangpawitan, Selasa pagi (7/11/2023).
Dalam kegiatan yang sama, Plt Bupati Aep Syaepuloh kembali menegaskan bahwa pihaknya bersama seluruh unsur Forkopimda sebagai aparat dan penyelenggara pemerintahan di Karawang memastikan sikapnya untuk tetap menjaga netralitas pada Pemilu 2024.
Aep juga mengingatkan KPU, yang harus diantisipasi adalah hari pelaksanaan pemilihan di bulan Pebruari biasanya bersamaan dengan musim penghujan. Mitigasi paska hujan (banjir), Aep nyatakan, Pemkab Karawang siap turun tangan membantu.
Selain itu, sambung Aep, ada tiga wilayah kecamatan di daerah ini masih blank spot dari sinyal operator selular. Terkait problem ini, pihaknya sudah meminta kepada dua perusahaan penyedia jaringan operator selular untuk bisa menjangkau jaringan sinyalnya ke beberapa desa di tiga wilayah kecamatan yang dimaksudkannya.
Sedangkan Komisioner KPU Jawa Barat Hedi Ardia berharap kalangan parpol peserta Pemilu 2024 bersedia membuka daftar riwayat hidup para calegnya. Karena sejak KPU menetapkan dan mengumumkan DCT (Daftar Calon Tetap) masih ada 30 persen parpol yang belum membuka itu.
“Kalau bisa itu dibuka. Karena itu menyangkut informasi yang dikecualikan. Apa korelasinya? Agar masyarakat mengenal satu per satu siapa calegnya, apa latar belakang pendidikannya, riwayat pekerjaannya dan lain-lainnya,” imbau Hedi. (na2/tik)