KARAWANG, TAKtik – Rencana merubah tata ruang di wilayah Kabupaten Karawang yang bergulir sejak satu tahun lalu, kata kuncinya adalah membuka pintu bagi investor? Lalu, bagaimana dengan kepentingan rakyatnya?
Mewakili Plt Bupati Aep Syaepuloh, Plt Asisten Pemerintahan (Asda 1) Eka Sanatha membacakan sambutan tertulis orang nomor satu di Karawang dalam kegiatan Hari Tata Ruang Nasional 2023 di hotel Mercure, Rabu (8/11/2023), menyatakan bahwa proses pamanfaatan ruang diperuntukan bagi semua kepentingan para pelaku pembangunan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna.
Disebutkannya seperti rencana pengembangan pusat perkotaan baru yang mencakup Kecamatan Klari, Purwasari dan Tirtamulya. Arahnya, disampaikan Eka, dapat mengembangkan potensi lokal guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bahkan, katanya pula, sesuai permintaan masyarakat, khususnya pengembang yang ada di wilayah Klari, Pemkab Karawang sendiri akan membangun jalan antar perumahan untuk mengurai kemacetan. Adakah ini karena dampak kemacetan yang bertambah sejak ada pusat perbelanjaan baru di salah satu perumahan mewah yang dilalui jalan lingkar Tanjungpura-Klari?
“Beberapa upaya pemkab dalam rangka menciptakan Kabupaten Karawang yang nyaman untuk ditinggali. Karena prinsip kita penataan ruang ini adalah bumi yang kita tinggali ini bukan warisan dari nenek moyang, tapi adalah titipan anak cucu kita. Pola penataan ruang yang ada selama ini yang diatur oleh Perda Nomor 2 Tahun 2013,” papar Eka dalam sambutan tertulis plt bupati.
Tema peringatan Hari Tata Ruang Nasional 2023 di Kabupaten Karawang, kutif Eka, ‘Kolaborasi dan Sinergi Pembangunan’, diharapkannya harus berbanding lurus investasi di daerah ini, serta memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Dikemukakannya lagi, data dari BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) mencatat bahwa sampai dengan triwulan tiga tahun 2023 sudah ada Rp 35 triliun modal (investor) yang masuk ke Karawang. Dan selama empat tahun berturut-turut, menurutnya, Karawang jadi tujuan utama investasi dari PMA (Penanaman Modal Asing) maupun PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).
Sambungnya, ini beralasan karena Karawang diapit oleh tiga pusat pertumbuhan besar. Di sebelah barat pusat pertumbuhan Jabodetabek, di sebelah timur ada pusat pertumbuhan Cirebon Raya, dan di selatan ada pusat pertumbuhan Bandung Raya. Ketiga pusat pertumbuhan tersebut, tandasnya, ditunjang oleh infrastruktur yang cukup memadai. (na2/tik)