KARAWANG, TAKtik – Kepala UPTD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kecamatan Telukjambe Barat Yayu Yulianti mengakui bahwa klaim asuransi swadaya yang tidak cair paska gagal panen di wilayah Desa Karangligar benar adanya.
“Apa yang dialami Pak Nuryadi dari Kelompok Tani Sriligar 6 akibat pengajuan klaim asuransinya terlambat. Penyebabnya, orang yang mengurusnya, saat itu (tahun 2021), sedang terkena covid-19,” jelas Yayu saat memberikan keterangan pers kepada TAKtik di kantornya, Kamis pagi (18/1/2024).
Menurutnya pula, hal serupa juga dialami petani di Karawang Timur hingga Telukjambe Timur. “Kondisi ini kan pernah dijelaskan juga ke Pak Nuryadi oleh PPL mengenai penyebab tidak cairnya (klaim asuransi). Ya itu tadi, telat input,” ujarnya.
Dan sejak itu, kata Yayuk lagi, Nuryadi dan anggota kelompoknya tidak melanjutkan asuransi swadaya sawahnya. Sedangkan bagi petani lain di desa ini, disebutkannya, tetap menerima haknya tatkala tanaman padinya gagal panen paska terendam banjir.
Seperti yang terjadi di Januari 2024,urai Yayuk, dari 80,8 hektar area sawah di Desa Karangligar yang diasuransikan oleh Pemkab Karawang dan Kementerian Pertanian, 48,5 hektar mengalami gagal panen dan akan mendapatkan klaim asuransi. “Klaim asuransi kalau cair, itu langsung masuk ke rekening kelompok tani,” tandasnya.
Yayu juga menghadirkan Olih dari kelompok tani lain di Karangligar. Olih kemukakan, sejak tahun 2016, 2018, 2019, 2020, serta terakhir tahun 2022 selalu menerima klaim asuransi. “Saya terima Rp 6 juta per hektar,” ujarnya di hadapan Yayu dan jajarannya.
Mengenai belum seluruhnya area sawah yang diasuransikan, apalagi swadaya, Yayu merasa bahwa petani di Kecamatan Telukjambe Barat belum semuanya memiliki kesadaran untuk menjaminkan tanaman padinya tersebut.
Padalah, sambung Yayu, jaminan asuransi bagi yang gagal panen bukan sekadar terkena banjir, tapi juga yang terserang hama.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Perkebunan dan Perlindungan Tanaman pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang Dadan Danny juga menyebutkan, data lahan sawah kelompok tani di wilayah desa langganan banjir ini seluas 193,00 hektar. 66,60 hektar di antaranya yang sering terdampak banjir. (tik)