KARAWANG, TAKtik – Siapa sebenarnya nama calon pasangan petahana Aep Syaepuloh yang bakal dipilih di antara nama-nama yang muncul selama ini?
Dari kalangan parpol koalisi pengusung seperti PKS, hingga kini masih meminta Ata Subagja Dinata yang dipinang sebagai kader partainya.
NasDem pun dikabarkan punya simpanan kadernya pula, yakni Maslani. Begitu pun jika Gerindra masuk di koalisi ini, petahana disebut-sebut lebih mau memilih Dimyati selain Gina Fadlia Swara.
Bahkan mantan wakil bupati Ahmad ‘Jimmy’ Zamakhsari punya keyakinan bahwa tiket Gerindra bakal diperolehnya untuk bisa menjadi pendamping Aep di Pilkada Karawang 2024.
Tidak hanya itu, PDIP walau masih mengambil sikap politik senyap antara ya dan tidak merapat ke petahana, diakui ketua DPC-nya, Pipik Taufik Ismail, punya andalan lain selain Toto Suripto. Yakni, kader muda potensial Dede Anwar Hidayat.
Di antara nama-nama tersebut, terutama dari partai yang sudah terbuka berkoalisi untuk mengusung Aep, mereka tidak sungkan lagi menyatakan siap dengan alasan diplomatis bila atas perintah dan putusan partainya.
Lantas, siapa di antara parpol koalisi yang punya posisi tawar tinggi di mata calon bupati usungannya ini? Rumus baku dunia politik dalam menentukan paslon adalah mempertimbangkan basis elektoral dan cost politic yang dimiliki.
Jika tidak ada kader partai yang dipilih, layak kah parpol bersangkutan disebut gagal menciptakan kader berdasar rumus baku tersebut? Atau ada pertimbangan lain semisal kompensasi politik sebagai jalan tengah kompromi?
Seperti jadi alasan klasik, tak ada yang tak mungkin di dunia politik. Proses yang berjalan memang tidak lepas dari dinamika. Karena tanpa kompromi, menyatukan perbedaan pandang dari keinginan yang sama akan sulit dicapai kata sepakat.
Kalau pun saat ini kalangan pendukung dari nama yang masuk di bursa petahana mulai ‘perang’ opini di medsos bahwa jagoan mereka yang akan jadi pasangan Aep, itu pun tidak salah selama ruang atau peluang masih tersedia di tengah Aep sendiri belum terbuka menetapkan pilihannya.
Selain rumus baku di atas, bisa jadi petahana pun masih mempertimbangkan rasa aman dan nyaman dari risiko pecah kongsi jika menang.
Ini juga bisa dipahami tatkala semua peminat nyalon di Pilkada Karawang 2024, tanpa terkecuali Aep, masih punya peluang sama untuk bisa maju lagi di Pilkada 2029. Kita tunggu! (*)