KARAWANG, TAKtik – Banjir bandang di wilayah Kecamatan Tegalwaru dari air Sungai Cigentis yang meluap pada Selasa petang, 19 November 2024, beberapa jam kemudian dirasakan dampaknya di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat.
Air luapan Cigentis yang mengalir ke Cibeet hingga tak terkendali itu sudah diprediksi warga di hilir sungai ini bahwa banjir ke pemukiman mereka sulit dihindari. Jelang berita ini tayang, debit air banjir masih terus naik dan makin meluas. Jika hujan kembali mengguyur hulu Cibeet, bisa dipastikan banjir besar bakal kembali terjadi.
Secara mandiri, warga Dusun Pangasinan di Desa Karangligar yang tempat tinggalnya masih aman dari terjangan banjir rereongan membuka dapur umum. Mereka bergotong royong menyiapkan makan untuk tetangganya yang sudah terusir dari rumahnya.
Ketinggian air paling tinggi, sebut Kadus Farman, sudah di atas 1 meter. Terendah mencapai betis orang dewasa atau 50 cm. Dari dua dusun yang terendam, Pangasinan dan Kampek, data dari Pemerintah Desa Karangligar, sementara ada 235 rumah tetendam yang dihuni oleh 810 jiwa dari 270 KK (Kepala Keluarga).
Dari sejumlah itu, 34 balita dan 14 bayi. Bangunan lain yang terendam, 2 masjid dan 2 musholla, 1 SD berikut 1 PAUD.
Pjs Bupati Teppy Wawan Dharmawan yang turun meninjau ke lokasi banjir Karangligar memastikan bahwa warga terdampak tidak kesulitan bahan makanan dan pihak Pemkab Karawang siap mengevakuasi mereka ke tempat aman.
“Yang kami utamakan adalah keselamatan warga. Selanjutnya mereka harus dipastikan mendapat pasokan makanan yang memadai di tengah bencana banjir ini,” ujar Wawan.
Sementara itu, akibat banjir bandang di wilayah Kecamatan Tegalwaru, informasi yang diperoleh TAKtik menyebutkan, terdapat 71 rumah milik warga Desa Mekarbuana rusak.
“Kemarin sore Sungai Cigentis tiba-tiba meluap. Sejumlah rumah tergenang air bah, bahkan beberapa di antaranya roboh tersapu banjir,” ujar Satuan Tugas Penanggulangan Bencana BPBD Karawang, Kecamatan Tegalwaru, Sholihin dan Haidar Ahmad Bakri kepada kontributor TAKtik, Rabu (20/11/2024).
Disebutkannya, rumah yang rusak parah hingga ambruk 5 unit, rusak sedang 7 unit, dan rusak ringan 59 unit. Beruntung tidak ada korban jiwa. Hingga kini warga di sana masih siaga. Mereka khawatir banjir susulan terjadi lagi. Adapun penyebab banjir bandang, kata Sholihin, akibat curah hujan tinggi di wilayah pegunungan Sanggabuana.
Untuk merecovery kondisi di lokasi paska banjir bandang Cigentis, Satgas Penanggulangan Bencana butuh alat berat guna membersihkan tanah longsor. Adapun kerugian akibat bencana alam ini, menurut hitungannya, ditaksir mencapai Rp 549 juta. (ktr/tik)