KARAWANG, TAKtik – Setelah terkuak ada peran Tim 5 di internal DPC Partai Gerindra Karawang atas masuknya Bupati Aep Syaepuloh, Pakar Komunikasi Politik Unsika Eka Yusup menilai bahwa soliditas di parpol ini saat mengusung pasangan Acep Jamhuri-Gina Fadlia Swara di Pilkada 2024 tidak utuh.
“Kita masih ingat deklarasi 3 parpol, yakni PKS, NasDem dan Gerindra di Resinda Hotel pada 24 Mei 2024. Mereka membuat pernyataan politik bersama untuk mengusung petahana H. Aep Syaepuloh menjadi calon bupati Karawang di Pilkada 2024. Kita tahu, kala itu, ada peran siapa di Gerindra,” ungkap Eka kepada TAKtik, Senin siang (20/2/2025).
Jika sekarang petinggi di Gerindra Karawang ternyata punya peran penting masuknya Bupati Aep ke parpol ini, sebut Eka, bukan lagi kabar mengejutkan. Apalagi dari berita yang ia baca di TAKtik, rencana mengajak petahana berlabuh ke Gerindra sejak sebelum rekomendasi pasangan calon turun untuk Pilkada 2024.
“Pertanyaan kita, ketika pasangan Acep-Gina yang diusung parpol-parpol besar, yaitu Gerindra, Demokrat, Golkar hingga parpol kecil seperti PAN bahkan parpol non parlemen kenapa kalah bertarung di pilkada kemarin? Adakah ini karena di antara parpol pengusung tidak solid?” tanya Eka.
Di antara politisi Gerindra Karawang yang ada di Tim 5, diketahui Eka, terdapat nama pendukung petahana Aep. Kendati tidak menyebutkan nama, Eka merasa yakin publik di daerah ini sudah mengetahuinya. Walau pun pada sisi lain, Eka memahami bahwa dunia politik sangat dinamis.
“Di dunia politik itu tidak ada kawan dan lawan abadi. Yang ada hanya kepentingan abadi. Konspirasi politik bisa jadi dianggap hal lumrah. Dan sudah sebuah kewajaran apabila ada tokoh penguasa, pengusaha maupun yang berbasis massa diajak bergabung oleh parpol di tengah piilihan politik hak semua warga Negara tanpa terkecuali,” kata Eka.
Namun demikian, sambung Eka, momentum masuknya Bupati Aep paska pilkada yang masih hangat wajar pula jika memunculkan pertanyaan. Apalagi Gerindra bukan parpol pengusungnya di Pilkada 2024. “Sebagai bupati, bisa jadi pilihan Haji Aep ke Gerindra karena pertimbangan sebagai parpol penguasa di Republik ini,” tandasnya. (tik)