KARAWANG, TAKtik – Malam hari kedua di bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah, warga terdampak banjir Karangligar harus diangkut dengan perahu karet untuk tetap bisa menjalankan ibadah shalat tarawih berjamaah.
Kebetulan dari 4 RT di Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, masih ada satu masjid yang di dalamnya tidak ikut terendam karena struktur bangunannya cukup tinggi. Namun bagi warga lainnya yang berada di pengungsian, terpaksa shalat tarawih di masing-masing tempatnya berlindung.
Hingga Sabtu malam, 1 Maret 2025, debit air banjir masih tinggi. Terdalam 160 cm dan terendah 50 cm. Selain Dusun Pangasinan, banjir juga merendam Dusun Kampek. Data dari Pemerintahan Desa Karangligar menyebutkan ada 323 rumah dengan 1265 jiwa yang terdampak. Di antaranya terdapat 51 balita dan 11 bayi.
Selain itu, sarana umum ada 3 musholla, 2 masjid, 1 PAUD, SDN Karangligar 1 serta SMPN 1 Telukjambe Barat yang turut terendam banjir. Titik pengungsian, jelas Kepala Dusun Farman Dimas, Kantor Kepala Desa, rumah bidan Heni, rumah warga di pinggiran jalan yang masih relatif aman.
Sedangkan warga terdampak banjir yang berada di Dusun Kampek, kata Farman, ditempatkan di musholla maupun di rumah warga lainnya yang belum tersentuh banjir. Bahkan ada yang memilih ngontrak di Dusun Jati selain di saudara mereka sendiri.
Logistik untuk kebutuhan buka puasa dan sahur yang dikelola desa, kata Kepala Desa Karangligar Ersim, pihaknya baru menerima dari Dinas Sosial Karawang. Berupa 1 kwintal beras, 2 dus sarden dan 3 dus minyak sayur. Selain itu, belum ada bantuan lain. “Dari Dinsos kami ambil langsung ke sana,” ungkapnya.
Sebelumnya, pada sahur perdana, sebut relawan Banjir Karangligar Lilik R. Janah, bantuan berupa nasi bungkus datang dari Karawang Peduli. Termasuk ada yang berupa uang yang ditransfer dari dua orang pejabat eselon II Pemkab Karawang ke pengelola dapur umum. (tik)
