KARAWANG, TAKtik – Pidato pertama Bupati Aep Syaepuloh di hadapan rapat paripurna DPRD Karawang paska dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto, tidak ada satu kalimat pun ungkapan empati atas musibah banjir yang sedang dialami warganya.
Di rapat paripurna itu dengan agenda pengumuman pengesahan dan pengangkatan Bupati dan Wakil Bupati Karawang terpilih hasil Pilkada serentak 2024 masa jabatan 2025-2030, serta pidato bupati yang digelar Selasa siang, 4 Maret 2025, pihak legislatif pun tidak ada yang mengingatkannya.
Padahal, selama para wakil rakyat menggelar paripurna bersama bupati dan wakil bupati terpilih tersebut, ribuan warga Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat sedang bertarung dengan banjir yang kembali menerjang permukimannya. Mereka mencari tempat pengungsian, meninggalkan rumah tinggalnya di tengah menjalankan ibadah puasa.
Terpaksa, mereka para korban banjir Karangligar menggelar tikar seadanya di tanggul sekunder yang belum terjamah banjir untuk berbuka puasa. Hingga berita ini jelang tayang, Selasa malam, 4 Maret 2025, banjir makin meluas dan lebih besar dari banjir di hari sebelumnya yang sempat surut.
Malam sebelum banjir susulan Karangligar terjadi, di wilayah Kecamatan Pangkalan juga diterjang banjir dari luapan air Sungai Cibeet selain jembatan utama penghubung Loji-Badami terputus dan amblas.
Pagi harinya, usai Gubernur Dedi Mulyadi mengunjungi warga terdampak banjir Karangligar di tempat pengungsiannya di Masjid Al-Ikhlas, Dusun Pangasinan, tak lama setelah itu debit air banjir di wilayah desa ini terus meningkat.
Bupati Aep didampingi Wakil Bupati Maslani saat berpidato di rapat paripurna DPRD Karawang hanya menyampaikan visi-misinya dalam menjalankan pemerintahannya 5 tahun ke depan. Di antaranya, menyongsong tahun emas Indonesia 2045, banyak hal yang harus diperbaikinya dalam memimpin Kabupaten Karawang.
“Ini bukan pidato kemenangan. Ini bukan sebuah perayaan. Saya berharap ini awal menjalankan perjuangan. Menuntaskan amanah yang insya Allah kami laksanakan dengan penuh tanggungjawab,” kata bupati di antara pidatonya.
Ia juga menyatakan, tidak ada lagi perbedaan. Tidak ada lagi golongan serta tidak ada lagi kepentingan. Yang ada adalah persatuan, kekompakan. Berjalan bersama dan bekerja dengan tulus ikhlas. (tik)