KARAWANG, TAKtik – Kerusakan lingkungan di Karawang Selatan telah mencapai tahap mengkhawatirkan. Maka itu, saatnya pemerintah fokus ke konservasi daerah resapan air dalam memperbaiki kerusakan alam tersebut.
“Bukit-bukit yang dulu menjadi rumah air kini rusak akibat penebangan dan aktivitas tambang. Ini penyebab utama banjir dan longsor yang terus berulang setiap musim hujan,” tulis anggota Fraksi PKS DPRD Jawa Barat Budiwanto dalam rilisnya yang diterima TAKtik, akhir pekan ini.
Dampak dari kerusakan alam di selatan Karawang itu, diketahuinya, salah satu contoh nyata yang terjadi di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat. Sudah 18 tahun terakhir dua dusun di wilayah desa ini menjadi langganan banjir parah.
“Situasi tersebut tidak bisa lagi ditoleransi dan perlu penanganan serius dari seluruh lapisan pemerintahan. Tidak hanya oleh Pemkab Karawang, tetapi juga oleh Pemprov Jabar bahkan pemerintah pusat,” seru Budiwanto mengingatkan.
Sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Karawang-Purwakarta, Budiwanto berkomitmen menyuarakannya dalam berbagai forum formal, baik di Komisi II DPRD Jabar maupun saat rapat dengan OPD atau instansi terkait lainnya.
“Saya berharap Gubernur Dedi Mulyadi segera ke Kementerian ESDM agar ada perubahan delineasi WUP (Wilayah Usaha Pertambangan). Ini langkah penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem terhadap masa depan Karawang,” tandas Budiwanto.
Ia juga ketua DPD PKS Karawang yang parpolnya bagian dari koalisi pengusung pasangan Aep Syaepuloh-Maslani di Pilkada 2024 menyatakan dukungannya atas usulan bupati di sini mengenai perubahan delineasi WUP. Usulan ini, dinilainya, sebagai langkah antisipatif untuk menyelamatkan lingkungan dan masyarakat Karawang. (rls/tik)