KARAWANG, TAKtik – Limbah medis yang ditemukan ditumpuk di Karangligar bukan yang pertama di Karawang. Hanya saja, belum ada yang dijerat hukum sebagaimana amanat Undang-Undang.
Demikian tulis rilis Ketua Paguyuban Karawang Tandang ( PAKARANG) Dudung Ridwan yang diterima TAKtik, Sabtu malam, 12 April 2025. “Semua selesai di tengah jalan. Selesai dengan clean up. Maka wajar jika kemudian kami pesimis atas langkah APH (Aparat Penegak Hukum) dalam menangani kejahatan lingkungan ini,” nilainya.
Pada momentum temuan di Karangligar, sebut Dudung, PAKARANG bersama Koalisi Masyarakat Indonesia Maju ( KOMANDO) dari 20 lembaga di Karawang siap mengawal proses hukum kasus ini sampai tuntas, tidak ada kata “kompromi”.
“Apalagi lokasi ditemukannya limbah medis yang nota bene limbah B3 di area langganan banjir Karangligar. Kami tidak mau tahu siapa yang membuang dan dari mana asal limbah medis tersebut. Ini negara hukum. Hukum wajib ditegakkan,” tandas Dudung.
Diingatkannya pula, Gubernur Dedi Mulyadi yang dikenal tegas terhadap para perusak alam dan lingkungan harus bisa membuktikan konsistensinya ke masyarakat terhadap kejahatan lingkungan yang sudah terjadi di Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat.
Begitu pun Pemkab Karawang di bawah kendali Bupati Aep Syaepuloh melalui DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan) maupun Dinkes (Dinas Kesehatan), tantang Dudung, mesti membuktikan nyalinya sesuai kewenangan yang diberikan peraturan perundang-undangan terhadapnya dalam memberikan sanksi administrasi, baik kepada rumah sakit maupun vendor yang melanggar.
Praktisi hukum yang Ketua PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) Karawang Asep Agustian juga mengirim rilis yang isinya mengingatkan Pemkab Karawang agar tidak bertele-tele menerapkan sanksi administrasi terhadap pelaku kejahatan lingkungan.
“Jangan sampai ujung-ujungnya hanya sekadar memfasilitasi pihak rumah sakit untuk melakukan klarifikasi ke publik. Bohong kalau pihak rumah sakit tidak tahu menahu persoalan ini. Kan ada kontrak kerjasama dengan vendor pengelola limbahnya? Masa sampai tidak terkontrol?” tulis Asep yang biasa akrab dipanggil Askun. (rls/tik)