KARAWANG, TAKtik – Ada sekitar puluhan orang warga Karawang yang batal berangkat ibadah haji ke tanah suci tahun ini yang memilih menggunakan visa haji furoda.
Hal itu seiring dengan tidak diterbitkannya visa haji tersebut oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi pada tahun 2025. Mengenai jumlah ril calon jamaah yang gagal berangkat tersebut, TAKtik cukup sulit untuk mendapatkan datanya.
Salah seorang pengusaha travel umroh dan haji di Karawang yang meminta identitasnya tidak ditulis mengakui, calon jamaah visa furoda yang mendaftar ke travelnya sendiri sebanyak 15 orang. Belum lagi dari travel sejenis lainnya. Data dari Kantor Kemenag Karawang, di daerah ini terdapat 13 travel umroh dan haji yang mengantongi izin.
“Kami bertanggungjawab untuk mengembalikan uang mereka utuh tanpa potongan sepeser pun. Ini risiko kami kendati biaya operasional sudah cukup banyak. Dari mulai bayar booking hotel, tiket pesawat sampai proses mengurus visa walau pada akhirnya tidak diterbitkan,” ungkapnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenang) Karawang H. Sopian menegaskan, haji furoda maupun haji plus adalah urusan pihak travel, bukan ranah pihak Kemenag. Maka itu, ia tidak tahu berapa orang warga Karawang yang batal berangkat ibadah haji dengan visa tersebut.
“Ada memang yang curhat ke kami. Secara umum kami selalu mengingatkan hati-hati. Masih beruntung bagi mereka yang mendaftar di travel yang bertanggungjawab dengan mengembalikan uangnya. Ingat, ibadah haji adalah panggilan. Pada saatnya jika panggilan itu datang, kita bisa berangkat ko,” kata Sopian, Senin siang (2/6/2025).
Seperti diberitakan di berbagai media bahwa keputusan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi terkait visa furoda bukan hanya untuk Indonesia, tapi bagi seluruh dunia.
Lalu, kenapa banyak jamaah calon haji, termasuk dari Indonesia, dikabarkan tanpa visa haji tapi bisa terbang ke tahah suci walau akhirnya ‘diusi’ dari Mekkah ke Jeddah dan tidak bisa menjalankan prosesi haji?
Di kalangan pengusaha travel umroh dan haji mensinyalir, itu bisa jadi jamaah yang menggunakan visa B2C (visa elektronik untuk ibadah umroh tanpa melalui agen perjalanan eksternal). Diakuinya, vsa ini sangat berisiko tinggi ketika memasuki Arab Saudi.
Adapun visa B2C, diketahuinya, adalah yang dikhususkan bagi mayoritas negara di Eropa dan Amerika. Untuk di Asia hanya diberikan kepada 6 negara, yaitu Timor Leste, Hong Kong, Jepang, Mongolia, Korea Selatan dan Taiwan. (tik)