• Iklan
  • Opini
  • Hubungi kami
TAKtik
Advertisement
  • Beranda
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Bisnis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Bisnis
No Result
View All Result
TAKtik
No Result
View All Result
Home Politik

Cellica : Selama Kebijakan Sebelumnya Positif, Kenapa Harus Ditanggalkan? Kecuali Perbaiki Kekurangannya!

Redaksi Taktik by Redaksi Taktik
September 15, 2025
in Politik
0
Cellica : Selama Kebijakan Sebelumnya Positif, Kenapa Harus Ditanggalkan? Kecuali Perbaiki Kekurangannya!

KARAWANG, TAKtik – Selama kebijakan atau program bupati sebelumnya baik dan positif, kenapa harus ditanggalkan? Kecuali jika ada yang kurang baik, itu baru diperbaiki jika memang untuk Karawang maju.

Demikian respon Cellica Nurrachadiana menanggapi dicopotnya semboyan Karawang Interasih (Indah, Tertib, Aman dan Bersih) di era pemerintahan Aep Syaepuloh-Maslani.

“Bagi saya waktu itu, bukan soal berani atau tidak berani (mencopot). Justru bagi saya setiap pergantian kepemimpinan adalah estafet dalam membangun Karawang. Tidak semua diubah begitu saja. Ya itu tadi, yang baik dilanjutkan, yang kurang diperbaiki,” kata Cellica, Senin malam (15/9/2025).

Mantan Bupati Karawang dua periode plus sempat melanjutkan kepemimpinan Ade Swara di periode 2010-2014, menurutnya, soal visi/misi yang dituangkan dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) akan menyesuaikan. Apalagi semboyan Interasih senyawa dalam membangun.

“Contoh kecil saja, bagaimana kita mau membangun Karawang maju tanpa memperhatikan hal mendasar seperti ketertiban di semua aspek serta kebersihan, keindahan dan keamanan lingkungan? Ini kan hal mendasar. Bagi saya, kenapa harus emoh dengan pondasi positif dari bupati sebelum kita?” tandas Cellica.

Apa yang dilakukannya selama memimpin Karawang, cerita Cellica, adalah inovasi. Di antaranya bagaimana memanfaatkan perkembangan teknologi seperti IT yang di era sebelumnya belum ada. Yakni, membangun keterbukaan publik atas kebijakan yang diambil dalam mengelola pemerintahan.

“Itu contoh terkecil saja yang di era sebelumnya tidak ada. Mengenai luas area sawah teknis, Pak Dadang Muchtar juga sempat tanya saya. Dijelaskan bahwa di era saya jadi bupati hanya ada 97 ribu hektar sudah berikut sawah tadah hujan,” ungkap Cellica yang kini duduk di DPR RI.

Diakuinya, 10 tahun kemudian maksimal pengurangannya 10 ribu hektar hingga di angka luas 87 ribu hektar. “Selanjutnya untuk pembangunan properti mesti vertikal (bertingkat). Ketika Pak Dadang Muchtar mendengar data sekarang di atas 100 ribu hektar, saya juga gak tahu itu data darimana?” ujarnya. (tik)

Previous Post

Mantan Bupati Dadang Muchtar Menyikapi Sentilan KDM dan Semboyan Interasih yang Dicopot. Kenapa?

Redaksi Taktik

Redaksi Taktik

  • Iklan
  • Opini
  • Hubungi kami

© 2023 TAKtik

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Bisnis

© 2023 TAKtik