KARAWANG, TAKtik – Setelah keluar gerbang tol Karawang Barat dan masuk ke daerah lumbung padi, hamparan sawahnya malah tertutup rumput yang lebih tinggi dari kendaraan yang melintas.
“Karawang itu punya karakter sebagai perempuan. Maka karakternya Subang Larang. Harus dijaga wajahnya agar tidak bolong-bolong,” ujar Gubernur Dedi Mulyadi saat berpidato di hadapan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Karawang pada HUT Kabupaten Karawang ke-392, Minggu, 14 September 2025.
Mengenai rumput dan semak-semak liar yang dibiarkan tumbuh di sepanjang jalur jalan itu, Dedi alias KDM menyatakan bahwa kita jangan ngomong lagi itu jalan nasional. Kenapa? Hamparan sawahnya tidak terlihat. Terhalang oleh rumput yang tinggi.
“Kita bereskan. Kita rapihkan. Untuk apa? Agar si cantik itu kelihatan jelitanya. Nanti yang kaki lima-kaki lima di Karawang Barat itu ya kita atur. Tambal ban boleh ada, pedagang boleh ada tapi diatur kiosnya yang baik tertata rapih. Mereka dikasih pelatihan,” kata KDM.
Keinginannya untuk merapihkan jalan ‘muka’ masuk wilayah Karawang tersebut, sebut KDM, agar orang (yang melintas di sini) tidak melihat kesenjangan sosial. Satu sisi ada kompleks apartemen, ada perumahan mewah. Tapi sisi lain ada hamparan kemiskinan yang diperlihatkan di pinggir jalan.
“Inilah prinsip dasar keadilan memimpin. Karena prosesi keadilan ini hanya bisa diraih manakala pemimpin tidak ngantor di ruangan (mau melihat kondisi ril rakyat di dunia nyata). Kenapa saya mengambil filosofi keliling? Karena itu filosofinya Raja Padjadjaran. Dia tidak pernah duduk pada sebuah mahligai tata kekuasaan,” papar KDM. (tik)
