KARAWANG, TAKtik – Tidak tercapainya target pendapatan PBB Perdesaan, bahkan grafiknya terus menurun dari tahun 2022 hingga Oktober 2025, Bupati Aep Syaepuloh sendiri sepertinya belum mengetahui detil data tersebut.
“Turun bagaimana? Kalau misalkan turun mungkin faktor ekonomi. Makanya kebijakan saya di tahun 2025 tidak ada kenaikan sama sekali (tarif PBB = Pajak Bumi dan Bangunan),” kata bupati merespon pertanyaan TAKtik usai rapat koordinasi dengan Gubernur Dedi Mulyadi di aula Gedung Singaperbangsa Karawang, Kamis sore (13/11/2025).
Kemungkinan untuk mengevaluasi tarif PBB khusus sektor Perdesaan sebagaimana Perbup Nomor : 973/Kep.502-Huk/2021 yang mengatur klasifikasi dan nilai jual objek pajak, menurut bupati, susah. Alasannya, evaluasi tidak bisa dilakukan secara parsial. “Kalau mau kan semuanya,” ujarnya.
Apa yang berjalan sekarang (tarif PBB), sebut bupati, saat ini ia menyesuaikan (kondisi ekonomi masyarakat) dengan tidak menarik PBB Perdesaan alias digratiskan bagi petani yang memiliki sawah 3 hektar. Walau dari kebijakan ini, akunya, sempat menuai kritik yang dianggap kurang tepat sasaran karena banyak pemilik sawah seluas itu bukan warga Karawang.
“Yang bukan orang Karawang (pemilik sawahnya) gak mungkin dapat lah. Yang milik orang Karawang pasti dapat (bebas PBB),” yakin bupati.
Berdasar data yang diperoleh TAKtik, paska penyesuaian tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan tahun 2021, capaian PBB Perdesaan tahun 2022 tertulis hanya 34,4 persen dari target. Selanjutnya di tahun 2023 di angka 32,4 persen. Dan turun lagi di tahun 2024 pada angka 29,7 persen. Bahkan hingga per 26 Oktober 2025, angka capaiannya baru 27,3 persen.
Hanya saja memang data tersebut belum dinyatakan valid atau tidak oleh Bapenda (Badan Pendapatan Daerah) Karawang. Konfirmasi TAKtik terkait hal ini kepada Kepala Bapenda Sahali Kartawijaya masih belum memberikan jawaban berdasar data resmi yang dimilikinya.
Namun anggota Banggar (Badan Anggaran) DPRD Karawang Natala Sumedha, mengiyakan data yang disodorkan TAKtik tersebut. Dan meyakini capaian itu mengalami penurunan terpengaruh oleh tingkat kemampuan ekonomi masyarakat yang sedang tidak baik-baik saja. (tik)
