KARAWANG, TAKtik – Banjir jelang akhir tahun ini di Karangligar dan sekitarnya diharapkan adalah yang terakhir kali. Ini setelah pembangunan pintu air di dua titik yang bermuara ke Sungai Cibeet dan Citarum selesai dikerjakan.
Hal itu dikemukakan Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa saat kembali meninjau proyek solusi permanen banjir rutin tahunan di wilayah Kecamatan Telukjambe Barat tersebut, Kamis pagi, 20 Nopember 2025. Sebelumnya, Saan sempat turun pula ke titik lokasi itu, 6 Desember 2024.
Dikatakannya pula, dengan anggaran yang dialokasikan sekitar Rp 100 milyar jangan sampai pembangunan pintu air ini cepat rusak. Dan pemerintah sendiri dalam membangun infrastruktur seperti ini, diyakini Saan, tidak harus tiap tahun menggelontorkan anggaran ke titik yang sama.
Dampak dari banjir langganan yang disebut Saan sudah hampir 20 tahun terjadi di wilayah ini, berdampak terhadap program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto selain energi. Yaitu, ketahanan pangan. Karena, kata Saan, hampir 160 hektar sawah di sini tiap tahun turut terendam.
“Ini tentu akan berdampak pada upaya untuk mencapai swasembada pangan atau padi ke depannya. Bahkan ketahanan pangan juga bisa terkendala. Kalau ini bisa diselesaikan dan ini menjadi komitmen pemerintah pusat untuk melindungi masyarakat dan sekaligus bisa ketahanan pangan, apa yang dilakukan hari ini bisa diselesaikan,” ujar Saan kepada para awak media.
Bersama rombongan dari Komisi V DPR RI, termasuk dari kalangan pejabat tinggi di Kementerian PUPR, BBWS Citarum dan PJT II, plus didampingi Wakil Bupati Maslani, Saan melihat bahwa warga terdampak banjir Karangligar dan sekitarnya telah terlatih beradaptasi dengan kondisi curah hujan penyebab banjir. Mereka sudah paham ketika harus mempersiapkan ngungsi. (ktr/tik)
