KARAWANG, TAKtik – Uang kadeudeuh dan besarannya sudah tercantum dalam lampiran Berita Acara Musyawarah Pengurus KORPRI Kabupaten Karawang Nomor 236/12/DP-Kab/II/2012 tentang Penetapan Besaran Uang Iuran Anggota KORPRI dan Peruntukannya.
Di sana, saat itu, tercantum persetujuan iuran per anggota Rp 50 ribu. Sedangkan di antara peruntukannya adalah kadeudeuh pensiun dari tahun 2012 sampai 2016. Besaran nominalnya berbeda setiap tahun untuk per orangnya Yakni, tahun 2012 sebesar Rp 10 juta, tahun 2013 Rp 11 juta, tahun 2014 Rp 12 juta, tahun 2015 Rp 13 juta dan tahun 2014 Rp 14 juta.
Penetapan iuran dan besaran kadeudeuh pensiun itu, berdasarkan lampiran surat dari berita acara tersebut di era KORPRI Karawang diketuai Iman Sumantri dan sekretarisnya Catur Teguh I. Sugiarto. Hingga kini, besaran kadeudeuh pensiun seperti dituntut para pensiunan PNS sekarang di angka Rp 14 juta dengan alasan sebagaimana telah diterima para seniornya.
“Waktu itu jelas bahwa iuran anggota masih Rp 50 ribu per orang. Selama ini kan sudah naik menjadi Rp 100 ribu per orang anggota. Wajar kalau rekan-rekan sesama pensiun yang belum menerima uang kadeudeuh meminta diperlakukan adil di angka Rp 14 juta,” ungkap Didin Bihalaludin, pensiunan dari DPMPTSP sejak Maret 2025.
Didin sendiri mengaku sempat ikut rapat anggota KORPRI kala keputusan besaran uang kadeudeuh pensiun di era Iman Sumantri diputuskan. Ia juga menyadari bahwa uang iuran dari anggota adalah untuk kebutuhan kegiatan organisasi.
Namun, kata Didin, uang itu pun telah menjadi kesepakatan bersama buat membantu anggota persalinan, pernikahan pertama, perawatan (kesehatan), uang duka, pendampingan bantuan hukum, pendidikan anak berprestasi, pindah tugas dari Kabupaten Karawang hingga kadeudeuh pensiun.
“Kalau dengan pungutan iuran Rp 100 ribu per anggota, lalu uangnya tidak cukup buat uang kadeudeuh para pensiunan sekarang, itu duit kemana? Saya juga merasakan Pengurus KORPRI setelahnya tidak terbuka soal keuangan organisasi. Katanya ada aset, kami kan gak tahu,” cerita Didin.
Guna memastikan kemungkinan ada pertimbangan lain dari lahirnya besaran nominal uang kadeudeuh pensiun sejak waktu itu, Catur Teguh belum bisa dikonfirmasi. Sedangkan Iman Sumantri, hingga berita ini jelang tayang, TAKtik belum punya akses ke nomor kontak handphone-nya. (tik)
