KARAWANG, TAKtik – Ketika ada yang terkejut kenapa tiba-tiba Ketua Umum LSM KOMPAK, Sukur Mulyono, begitu reaktif atas munculnya kasus dugaan penodaan agama yang dilakukan Aking Saputra?
“Saya akui, reaksi ini ada yang menghubung-hubungkannya dengan persoalan pribadi. Kalau saya balik tanya, persoalan pribadi yang mana? Pak Aking ini memang sahabat saya. Tapi ketika di antara sahabat ada yang tidak lagi menghargai, terutama mengusik aqidah sebagai sama-sama anak bangsa yang paham berbhineka, ya ada konsekwensi hukum yang harus diterima,” tegas Mulyono.
Bila ada yang merasa terganggu dengan sikapnya, ia mempersilahkan pihak tersebut berdiskusi secara terbuka. Bagi dirinya, mempertahankan keyakinan merupakan bentuk cinta. Apabila apa yang dicintainya diusik, Mulyono menggarisbawahi, tidak akan pernah ragu melakukan pembelaan. Inilah yang disebutnya sikap tegas terhadap prinsip hidup.
“Kenapa saat menghangatnya kasus Ahok saya tidak bereaksi sekeras kasus Aking? Terus terang waktu itu ada keraguan pada diri saya. Khawatir terindikasi politis, selain memang saya sendiri tidak tahu persis titik masalahnya. Berbeda dengan kasus Aking, dimana di akun facebook atas nama bersangkutan terbaca gamblang,” jelas Mulyono.
Ditanya kenapa ada di barisan garda terdepan dalam menyikapi kasus Aking? Mulyono kembali tegaskan, bahwa reaksi ini bukan hanya dirinya. Tapi banyak tokoh-tokoh muslim lainnya di Karawang yang punya reaksi sama. Tanpa terkecuali ada pula kalangan non muslim. Makanya, Mulyono menyebut, lahirnya Presidium Forum Masyarakat Karawang adalah wujud reaksi bersama-sama tanpa ada yang lebih terdepan.
“Jangan melihat orang dari penampilan semata. Mungkin baju saya bukan jubah atau tanpa pernah pakai sorban. Alhamdulillah saya punya cinta untuk Islam yang saya yakini. Sebagai contoh, sejarah telah mencatat bagaimana perjalanan hidup Sunan Kalijaga. Ketika Allah SWT memberikan hidayah kepada manusia sebagai makhlukNya, tidak pernah ada keraguan. Ketika ada yang menilai sumir, atau bahkan alergi terhadap kalimat Bela Islam, semua tergantung kadar cinta dan keimanan masing-masing,” tutur Mulyono lagi. (tik)