KARAWANG, TAKtik – Petani di Karawang sedang menunggu keputusan pemerintah terkait rencana perubahan pola subsidi pupuk seperti kabar yang berkembang selama ini.
“Kalau subsidi tidak ada, terus kita beli pupuk mahal dong? Ya mudah-mudahan sih tetap ada pak (subsidi). Masalahnya beban hidup makin berat. Apalagi bertani di jaman sekarang biayanya tidak sedikit. Selain pupuk, yang paling butuh duit banyak adalah buat beli pestisida karena hama hampir sulit dibasmi,” keluh Agus, petani di selatan Karawang.
Sebelumnya dikabarkan, pemberian subsidi harga pupuk untuk petani yang selama ini berjalan bakal direvisi. Sebagai gantinya, pemerintah akan mengubah subsidi tersebut dalam bentuk lain. Opsinya sedang disiapkan.
Di antara opsi itu, pemerintah sedang menggodok kemungkinan pemberian subsidi langsung pupuk (SLP) melalui pemberian uang tunai atau kupon (voucher) kepada petani. Sehingga harga pupuk di pasaran sebagaimana harga non subsidi dan bisa fluktuatif sesuai wilayah edar.
Pilihan lain, kemungkinan pemerintah melakukan penghapusan subsidi secara bertahap (phase out) melalui penetapan harga eceran tertinggi (HET) yang berjenjang. Sehingga dana subsidi dapat dimanfaatkan kearah peningkatan kapasitas dan usaha petani, terutama di bidang pembiayaan.
Hingga kini memang belum ada opsi yang diputuskan pemerintah. Kementerian Pertanian sendiri sedang melakukan ujicoba penggunaan Kartu Tani sebagai bentuk subsidi langsung tanpa melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Dipertegas oleh Direktur Pupuk dan Pestisida Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Muhrizal Sarwani, bahwa pemerintah tidak punya rencana mencabut subsidi pupuk mulai tahun 2018. (*/tik)