KARAWANG, TAKtik – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang mengajukan tambahan biaya Rp 145 juta untuk kegiatan lanjutan penelitian kontur tanah Karangligar di wilayah Kecamatan Telukjambe Barat yang dilakukan tim Institut Teknologi Bandung (ITB).
Namun pengajuan tersebut, diakui Sekda Teddy Ruspendi Sutisna, belum diiyakan sebelum hasil dari penelitian yang tiga bulan sejak April 2017 diterima pihaknya di setda. “Kita lagi menunggu laporan dari BPBD dulu. Katanya selesai akhir Juli 2017 ini. Kan mesti tahu mana yang mesti dilanjutkan hingga tim ITB tersebut minta tambahan anggaran,” ujarnya.
Menjawab mengenai adanya tim lain yang ditugaskan melakukan kajian tata ruang, sekda katakan, diarahkan untuk menjadi dasar membuat regulasi penentuan tata ruang itu sendiri. “Sedangkan hasil kajian kontur tanah, bagi BPBD punya alasan kuat di mana titik atau area rawan bencana. Kalau ini sudah ketemu, maka hasil kajian tim penataan ruang bisa disinkronkan kearah perubahan penetapan ruang,” urainya.
Adapun solusi meminimalisir banjir yang rutin menggenangi perkampungan penduduk setempat, termasuk persawahan, sekda mengabarkan, telah ada kesepakatan antara BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), Pemprov Jawa Barat, dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) akan membangun waduk di Bogor yang ada kaitannya dengan jaringan sungai Cibeet. Sehingga, sekda meyakinkan, kedepan pengendalian air Cibeet bisa tertangani.
“Untuk di Karawang sendiri kemungkinan kita bikin turap atau bahkan membuat embung yang berfungsi sama sebagai pengendalian luapan air Cibeet. Solusi yang ditawarkan warga korban banjir agar dibangunkan pintu air Darawolong di bibir sungai Cibeet, ya itu juga dimungkinkan kita buat. Langkah mana yang lebih efektif mengurangi dampak banjir, kita tunggu hasil kajian tim ITB tersebut,” jelas sekda. (tik)