KARAWANG, TAKtik – Entah sampai kapan keberadaan pasar tradisional Rengasdengklok bebas dari kumuh dan bersih dari sampah? Entah pada periode Bupati Karawang yang mana yang memiliki keberanian membenahi pasar ini?
Itulah sekelumit pertanyaan dari seorang aktivis, Andri Kurniawan, dalam sebuah catatannya yang dikirim ke redaksi TAKtik, Selasa siang (3/10/2017). Menurutnya, pasar Rengasdengklok sebenarnya pasar tradisional terbesar di Karawang. Karena konsumen dari Bekasi juga rutin berbelanja di pasar ini.
“Sangat disayangkan kondisi kesemrautan pasar Rengasdengklok terus dibiarkan. Padahal jalannya sudah diperbaiki Pemprov Jawa Barat. Tumpahnya pedagang kaki lima hingga di bahu jalan membuat kemacetan arus lalulintas pun sudah sulit dihindari,” sesal Andri.
Keinginan warga Rengasdengklok dan sekitarnya agar jalan depan pasar Rengasdengklok dibangun, Andri menyebut, bukan persoalan mudah. Warga harus menunggu bertahun-tahun supaya Pemprov Jabar selaku pemilik jalan ini turun memperbaiki kerusakan yang sudah lama parah.
“Seharusnya kita semua dapat menjaga aset Pemerintah sebagai sarana publik. Sehingga tercipta rasa nyaman saat melewati jalan tersebut, terutama tatkala berkunjung untuk berbelanja di pasar ini. Kita juga tidak bisa menyalahkan PKL yang berjualan di badan jalan. Tapi seharusnya Camat Rengasdengklok memberikan sosialisasi serta pembinaan terhadap para PKL. Beriakan mereka pengertian,” seru Andri. (tik)