KARAWANG, TAKtik – “Yang namanya reformasi itu dimulai dari bawah”. Itulah kalimat yang dikemukakan Bupati Cellica Nurrachadiana usai memberikan peringatan keras terhadap seluruh karyawan PDAM Tirta Tarum Karawang, Kamis (19/10/2017) lalu.
Pernyataan tersebut tak urung menjadi pertanyaan di kalangan publik hingga menjadi tranding topik di dunia medsos, khususnya di akun facebook milik aktivis Karawang. “Ko reformasi dimulai dari bawah? Aneh sekaligus lucu mendengarnya,” demikian di antara keheranan publik yang diungkapkan praktisi politik dari PAN, Nana Permana Sudrajat.
Ada juga yang merasa teramini terkait hal ini. Kabar minor mengenai Cellica untuk ‘menyentuh’ orang penting atau direksi di perusahaan daerah ini tidak bakal berani, dipertanyakan oleh aktivis anti korupsi, Asep Toha. Apakah pemahaman Cellica mengenai reformasi merupakan indikasi yang termaktub?
“Bisa jadi bukan sekadar kerangkeng politik yang membuat Cellica lebih mempertontonkan keberaniannya terhadap kalangan karyawan PDAM Tirta Tarum. Bukan mustahil pula ada hal lain. Coba saja kita simak pada babak berikutnya. Apa yang nanti dilakukan Cellica dalam menyelesaikan kemelut di tubuh PDAM ini? Munculkah keputusan dari persoalan substantif?” tantang Asep.
Keberanian Cellica secara terbuka tatkala “menghardik” karyawan yang nota bene bukan pemilik kebijakan di internal perusahaan, Asep menilai, justru tidak menyentuh akar masalah. Karena munculnya reaksi karyawan, didengarnya, terpicu oleh perseteruan di kalangan direksi. Hal yang mudah terbaca publik, menurutnya, adanya aksi berpelukan antara Pelaksana Teknis Direktur Utama Yogie Patriana Alsyah dengan Direktur Umum Tatang Asmar.
“Logika sederhana kita, tidak mungkin di antara mereka (Yogie dan Tatang) tanpa masalah sampai saling berangkulan haru di hadapan ratusan karyawannya untuk saling meminta maaf. Apalagi disaksikan langsung pula oleh bupati, wakil bupati, dan sejumlah pejabat Pemkab Karawang lainnya, termasuk kalangan jurnalis maupun beberapa orang aktivis. Bahkan Cellica sendiri berulang-ulang mengingatkan karyawan PDAM agar tidak lagi blok-blokan menjadi kubu Yogie maupun kubu Tatang. Itu kan indikator dari kenyataan yang ada?” baca Asep.
Munculnya isu ada ‘permainan’ di kalangan oknum direksi dengan memanfaatkan momentum konflik melalui tangan-tangan pihak lain di luar PDAM, Asep sepakat, isu inipun perlu dibongkar sejauhmana ‘permainan’ itu jika benar adanya. Mengutif pernyataan lain dari Cellica bahwa permasalahan di PDAM Tirta Tarum sudah ‘berkarat’, Asep berharap, owner mampu menunjukan keseriusan dalam memperbaiki PDAM secara jujur, adil, dan obyektif.
“Perbaikannya harus sistemik. Artinya, organ PDAM akan baik dalam kinerja dan profesional jika memang sistemnya juga baik. Terutama sistem kerja manajemen PDAM. Mau diubah status hukum, atau diganti sama siapapun jajaran direksinya, bahkan ganti nama ownernya sekalipun, kalau sistemnya tidak diperbaiki dulu, saya sangat yakin tidak akan ada perbaikan berarti. Perbaikan sistem itu mulai dari sistem keuangan, jenjang karier karyawan, sampai sistem kerja yang jelas. Dan tidak kalah penting, transparansi dalam pengelolaan manajemen PDAM adalah kunci pembersihan PDAM dari bentuk penyimpangan,” saran Asep.
Sebelumnya (18/10/2017), Cellica mengakui jika di internal PDAM Tirta Tarum telah muncul perseteruan. “Sebagai owner PDAM, saya telah mendengar tentang kekisruhan di tubuh PDAM. Namun demikian, saya ingin mendengar langsung keterangan dari pihak-pihak yang menimbulkan kekisruhan tersebut,” akunya waktu itu.
Cellica berkeinginan melihat PDAM tumbuh sehat agar kebutuhan air bersih bagi masyarakat Karawang mampu terpenuhi dengan baik. Atas dasar itu, dirinya berjanji melakukan perombakan besar-besaran
terhadap PDAM Tirta Tarum. “Saya tidak ingin menjatuhkan sanksi terhadap segelintir orang saja dalam kekisruhan ini. Namun mereka yang terbukti terlibat dalam keksiruhan akan saya pecat semuanya,” ujarnya meyakinkan. Beranikah? (tim/tik)