KARAWANG, TAKtik – Jumlah pasien difteri yang masuk ruang rawat inap di RSUD Karawang kembali bertambah menjadi 9 orang dari sebelumnya yang tersisa 5 orang pasien. Berdasarkan trend kasus difteri di daerah ini, sejak Nopember lalu grafiknya meningkat tajam dibanding awal tahun.
Bahkan hingga pekan kedua Desember 2017, menurut Direktur RSUD Karawang, dr. Asep Hidayat Lukman, trendnya diperkirakan bisa melampaui Nopember jika pemkab melalui Dinas Kesehatan di sini tidak segera mengambil langkah antisipatif. Indikatornya ia baca dari jumlah pasien difteri yang masih bertambah masuk rumah sakitnya.
“Untuk penanganan pasien difteri hanya di RSUD. Rumah sakit lain, terutama swasta, tidak melayani pasien ini. Selain belum punya ADS (anti difteri serum) yang sangat mahal, fasilitas rumah sakit yang disiapkan pemerintah adalah RSUD, kalaupun juga masih terbatas. Alhamdulillah, ADS yang kita butuhkan sudah diberikan lagi oleh Pemprov Jabar, kendati belum mencukupi sesuai kebutuhan dari jumlah pasien,” beber Asep saat dijumpai TAKtik di ruang dinasnya, Selasa sore (12/12/2017).
Guna menjaga tim medis yang menangani pasien tersebut agar tidak ikut tertular, dokter maupun perawat rumah sakitnya sudah diberikan booster tetanus difteri atau imunisasi kekebalan tubuh terhadap difteri. Kekebalan inipun, menurutnya, baru muncul setelah dua minggu sejak booster tetanus difteri disuntikan kepada orang bersangkutan (tim medis). Selain itu, perawatnya juga diwajibkan mengkonsumsi obat pencegahan ery tromysin selama satu minggu.
“Difteri cukup mudah menular. Penderita saat bernapas dan udara napasnya terhisap oleh orang lain dengan jarak cukup dekat bisa langsung terkena. Makanya tim medis kami harus diproteksi dengan memberikan obat penangkalnya. Dan ruang rawat inap pasien ini di tempatkan pada ruang isolasi agar tidak menular ke pasien lain atau para pengunjung,” ungkap Asep.
Di tempat terpisah, Bupati Cellica Nurrachadiana mengaku telah memerintahkan jajaran Dinas Kesehatan Karawang dengan melibatkan seluruh puskesmas hingga pos yandu untuk segera melakukan imunisasi difteri kepada masyarakat, terutama anak-anak yang paling rentan terkena difteri. Cellica menyadari, mewabahnya difteri di berbagai daerah di Indonesia, tanpa terkecuali Karawang, sudah masuk kategori kejadian luar biasa (KLB) sebagaimana yang dinyatakan oleh Menteri Kesehatan RI. (tik)