KARAWANG, TAKtik – Waspada lah bagi pegawai honorer yang tetap berharap ingin diangkat jadi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil). Karena tingginya keinginan itu ada saja penipu yang memanfaatkan peluang ini untuk meraup uang dengan modus mengatasnamakan pejabat BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia) Karawang.
Kejadian terbaru dialami Ani Mulyati, guru honorer ber-SK Kepala Sekolah yang mengajar di SDN Dayeuh Luhur III Kecamatan Tempuran. Pada Senin siang (19/2/2018), ia dihubungi seseorang yang mengaku Kabid Pengadaan BKPSDM, kendati sang penipu salah menyebut nama kabid ini yang seharusnya Taopik Mulyana, disebutnya Rahman Sulaeman.
Pengakuan Ani, tiba-tiba dirinya mendapat telepon dari sang penipu untuk segera melengkapi pemberkasan CPNS. “Katanya saya masuk menjadi bagian dari tenaga guru honorer yang mendapatkan jatah CPNS. Saya sempat diminta dulu transfer uang ke rekening yang disebutnya. Dengan alasan, untuk mengurus ke BKN dan KemenPAN RB sebesar Rp 5,8 juta. Dan pemberkasan saya ditunggu oleh BKPSDM paling telat jam 17.00 wib hari ini juga,” ungkapnya.
Beruntung, Ani tidak begitu saja percaya atas informasi yang baru diterimanya itu. Sebelum transfer uang yang diminta penipu, Ani langsung mendatangi kantor BKPSDM bersama suaminya. Di hadapapan Kepala BKPSDM, Asep Aang Rahmatullah, dan Taopik Mulyana, serta Kasubid Pengadaan ASN, Apip, guru honorer yang telah mengabdi sejak tahun 2004 menuturkan kronologis kenapa ia datang meminta konfirmasi.
Ditegaskan oleh Aang, bahwa pihaknya di BKPSDM hingga kini tidak pernah mendapatkan perintah dari kementerian terkait untuk merekrut CPNS, baik dari kalangan honorer maupun masyarakat umum. Aang meminta agar Ani maupun yang lainnya tetap waspada terhadap adanya modus operandi penipuan seperti ini. Karena jauh sebelumnya, modus serupa seringkali terjadi.
“Kita sangat berterima kasih kepada bu Ani ini mau langsung konfirmasi ke BKPSDM. Dan kita juga bersyukur, bu Ani tidak cepat-cepat percaya setelah menerima telepon dari pelaku yang hendak menipunya. Kita himbau yang lain untuk melakukan hal sama seperti bu Ani agar tidak kena tipu. Sebab tidak lama setelah bu Ani, modus sama diterima pak Samsul, guru honorer di SDN Terangsari II Kecamatan Purwasari. Ia diminta oleh penipu Rp 8,3 juta. Ia pun beruntung kontak ke pak Apip menanyakan kebenarannya. Sehingga yang bersangkutan lolos dari jeratan si penipu itu,” beber Aang sekaligus mengingatkan. (tik)