KARAWANG, TAKtik – Musim kemarau yang diperkirakan mencapai puncaknya Agustus-September 2018, tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kenaikan harga beras. Karena di Karawang sendiri, termasuk beberapa daerah lain penghasil gabah, suplay air irigasi untuk pengairan sawah tetap tersedia.
Hal itu diyakini Kepala Bulog Sub Divre Karawang-Bekasi, Sulais, kepada para awak media di kantornya, Jum’at (27/7/2018). Lebih lanjut disebutkannya, pengaruh terhadap harga beras biasanya memasuki musim peceklik. Namun untuk mengamankan kemungkinan terjadi lonjakan harga bahan pokok ini, Sulais katakan, pihaknya telah menyiapkan stok beras yang tersimpan di semua gudang Bulog wilayah tugasnya.
“Perkiraan kami, masa peceklik sekitar November-Desember 2018. Bahkan bisa sampai Januari 2019. Nah, di tengah situasi itu bukan mustahil harga beras bisa naik dengan logika hukum pasar. Mengingat antara pasokan dengan permintaan pasar yang tidak seimbang. Namun jangan khawatir, bila terjadi demikian, kami telah siap turun melakukan operasi pasar guna tetap menstabilkan harga beras,” ungkap Sulais.
Adapun jumlah stok beras yang kini dimiliki Bulog Sub Divre Karawang-Bekasi, Sulais menyebut, sebanyak 37 ribu ton. Ia yakin, jumlah ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat selama beberapa bulan ke depan, terutama di masa peceklik sampai musim panen pada Maret 2019. (tim/tik)