KARAWANG, TAKtik – Kemunculan gerakan DKM (Dulur Kang Mul) yang diinisiasi kalangan aktivis muslim Karawang, praktisi politik dari beberapa parpol, sebagian ormas dan LSM, maupun komunitas pecinta budaya Sunda, serta sebagian pengurus masjid, menurut Bupati Cellica Nurrachadiana, tidak akan menganggu konsentrasi politik bagi dirinya.
“Sepanjang gerakan itu untuk kebaikan bagi masyarakat Karawang, saya rasa tidak masalah. Bahkan perlu mendapat dukungan kita semua. Dan saya juga tahu bagaimana lahirnya ide DKM dari Kang Mul (Sukur Mulyono) sendiri. Beliau telephone saya dan menjelaskan program-programnya. Ini adalah bagian dari partisipasi masyarakat dalam membantu solusi membangun Kabupaten Karawang,” kata Cellica saat berbincang khusus dengan TAKtik di ruang dinasnya, Rabu lalu (25/7/2018).
Ditanya kemungkinan gerakan DKM berujung ke nuansa politik menuju Karawang 2021, Cellica kembali menegaskan, baginya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari apa yang saat ini dilakukan Mulyono bersama rekan-rekannya tersebut. Diakuinya, kendati Mulyono sedang memimpin Partai Golkar di Karawang, komunikasi politik dengan dirinya selaku Ketua DPC Partai Demokrat juga berjalan baik. Hanya saja, Cellica tidak menyebut, apakah sikap mencairnya ini merupakan bagian dari cara keduanya dalam memelihara koalisi jangka panjang sejak di Pilgub Jabar 2018?
“Walaupun saya orang parpol (Demokrat), tidak kemudian harus selalu berpikir politis ketika menyikapi setiap gerakan apapun di masyarakat, termasuk kehadiran DKM (Dulur Kang Mul). Pertama, karena politik (suksesi Karawang) masih lama. Segala sesuatu di politik seringkali berubah. Fokus saya, bagaimana kelarkan dulu tugas sebagai bupati yang merupakan amanah rakyat. Kedua, saya tidak akan pernah terpancing manuver politik yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi maupun golongan. Buat saya lebih concern bekerja untuk rakyat,” tandas Cellica.
Manuver siapa yang dimaksud Cellica? Ia malah balik menunjuk TAKtik yang dianggapnya paham atas apa yang diisyaratkannya. “Intinya, kalau ada pihak lain yang mancing-mancing dengan gerakan politik, itu kan haknya. Biarkan saja. Pada saatnya rakyat juga bisa menilai secara obyektif, mana yang tulus bekerja dan mengabdikan dirinya untuk kepentingan rakyat. Bagi saya sederhana saja. Di mana sebagai orang parpol, di mana pula sebagai bupati. Tidak semuanya mesti dipolitisasi,” ucapnya lagi.
Menanggapi fenomena pindah parpol saat memasuki pencalonan anggota legislatif, Cellica katakan, kehadiran Khoerudin di Demokrat dari sebelumnya di PKB adalah hak politik yang bersangkutan. “Kami di Demokrat menerima Khoerudin setelah mempertimbangkan segala aspek. Soal bagaimana dia di parpol sebelumnya, itu bukan ranah saya untuk menjelaskan. Tanya saja yang bersangkutan,” kelitnya. (tik)