KARAWANG, TAKtik – Setelah akses jalan yang melewati tanah milik PT. Pindo Deli 3 ditutup pagar beton sejak satu bulan lalu, sekitar 150 keluarga di Dusun Pagadungan, Desa Taman Mekar, Kecamatan Pangkalan, mengeluh. Karena warga merasa pemukimannya terisolir dari kampung lain di sekitarnya.
Selain kesulitan beraktivitas, anak-anak mereka juga terpaksa ke sekolah (SD) jalan kaki dengan membutuhkan waktu 1 jam dari biasanya hanya 15 menit. Sebelumnya, warga sempat meminta akses yang melewati lahan PT China Portune Land Developmen (CPLD), namun pengakuan mereka, tidak diijinkan. Setelah itu, kata Humas Pindo Deli 3, Dindin, pihaknya sempat mempersilahkan warga membuat akses melalui area perusahaannya.
“Dulu kesepakatan dengan warga di sana, kami persilahkan mereka membuka jalan akses keluar masuk perkampungan melewati lahan Pindo Deli 3. Itu selama lahan tersebut belum dipergunakan pihak perusahaan. Dan setelah kini dipakai untuk perluasan pabrik, ya kami tutup kembali,” ujar Dindin saat dikonfirmasi awak media via ponselnya, Senin sore (22/10/2018).
Dari hasil liputan di lapangan, Kasan yang Ketua RT.11/02 Dusun Pagadungan di wilayah desa itu menuturkan, warga yang hendak keluar masuk kampungnya terpaksa harus mencari jalan berputar yang jaraknya tiga kali lipat dari jalan yang sudah ditutup. “Akhirnya, anak-anak terpaksa lebih memilih memanjat pagar supaya bisa cepat sampai ke sekolah ketimbang menempuh jalan berputar,” katanya.
Sebagai pihak yang mendampingi warga, Ketua LSM Lodaya, Nece Permana, turut menjelaskan, ada sejumlah dusun di Desa Tamansari jadi terisolir setelah berubah menjadi kawasan industri hingga banyak pabrik memasang pagar beton yang membuat batas area lahannya.
“Pagar beton pabrik-pabrik itu menjadi penyekat dusun menjadi beberapa bagian yang saling terpisah. Kami tidak melarang PT Pindo Deli 3 memasang pagar beton di lahannya sendiri. Namun kami menuntut supaya warga diberi akses agar bisa keluar-masuk dusunnya sendiri,” harap Nace. (tim/tik)