• Iklan
  • Opini
  • Hubungi kami
TAKtik
Advertisement
  • Beranda
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Bisnis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Bisnis
No Result
View All Result
TAKtik
No Result
View All Result
Home Peristiwa

Sekelumit Cerita Hidup Seorang Tim SAR

by
November 2, 2018
in Peristiwa
0
Sekelumit Cerita Hidup Seorang Tim SAR

KARAWANG, TAKtik – Di balik perkembangan berita yang terus bergulir terkait hasil pencarian korban dan badan pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di lepas pantai Tanjungpakis, 29 Oktober lalu, ada sekelumit kisah hidup orang Tim SAR.

Harsono (54), yang diberitugas sebagai Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kansar Bandung adalah salah seorang dari sejumlah tim penolong kemanusiaan ini yang sudah berada di Tanjungpakis Karawang sejak hari pertama Lion Air JT-610 dinyatakan kecelakaan fatal.

Ia bersama rekannya turun ke area lokasi jatuhnya pesawat tersebut untuk melakukan penyisiran dan evakuasi korban maupun bangkai pesawat. “Begitu menerima kabar ada pesawat jatuh di laut, saya dan rekan-rekan bergegas menyiapkan alat selam berikut perlengkapan evakuasi,” ungkapnya di posko pencarian Tanjungpakis, Jumat (2/11/2018).

Dalam kondisi apapun saat tugas sudah diterima, bagi Harsono merupakan pekerjaan wajib penuh ikhlas yang mesti dilakukannya. Ia telah berikrar dalam dirinya, bahwa ini tugas mulia sebagai wujud bhakti kepada bangsa dan Negara. Meninggalkan anak-istri telah terbiasa karena mereka sangat mengerti apa yang diembannya.

Lelaki kelahiran Purworejo 26 Mei 1964, sejak bergabung di Basarnas pada Juli 1986 seringkali dilibatkan dalam operasi penyelamatan berskala besar, seperti di Perairan Bangka, Cirebon, Pangalengan, hingga Brebes. Lebih banyak turun membantu proses evakuasi kecelakaan pesawat terbang dan kapal laut.

“Pertama kali ditugaskan di wilayah Palembang. Di sana selama 27 tahun. Selanjutnya, 5 November 2014 saya dipindah ke Bandung sampai sekarang. Bertugas sebagai tim penyelamat memang sangat berisiko, bahkan nyawapun menjadi taruhannya. Medan sulit serta cuaca yang tidak bersahabat hal tak aneh dihadapi. Tapi saya nikmati. Tidak semua orang bisa seperti ini,” tutur Harsono, sang ayah dua anak.

Komunikasi dengan pihak keluarga di tengah bertugas, Harsono selalu menyempatkannya telephone istri atau anak saat pagi hari sebelum breefing, atau siang di kala istirahat. “Guna meyakinkan mereka, saya dalam kondisi aman, saya selalu berusaha menghubunginya di waktu senggang,” ujarnya dengan nada semangat. (tim/tik)

Previous Post

Mulai Tahun Anggaran 2019, Pemkab Karawang Perketat Belanja Dinas

Next Post

Cellica Tegaskan, Monumen Tanjungpakis Baru Sebatas Wacana

Next Post
Cellica Tegaskan, Monumen Tanjungpakis Baru Sebatas Wacana

Cellica Tegaskan, Monumen Tanjungpakis Baru Sebatas Wacana

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Iklan
  • Opini
  • Hubungi kami

© 2023 TAKtik

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Bisnis

© 2023 TAKtik