KARAWANG, TAKtik – Janji Bupati Cellica Nurrachadiana yang mau menaikan tunjangan kepada para tenaga honorer, terutama guru, mulai tahun anggaran 2019 masih belum terlihat sinyal untuk realisasinya bila membaca performa RAPBD 2019.
Dari alokasi belanja RAPBD murni tahun depan tersebut yang sudah masuk pembahasan di Badan Anggaran DPRD, Cellica mengajukan nominal belanja pegawai turun dari APBD Perubahan 2018 yang sedianya Rp 1,427 triliun menjadi hanya di angka Rp 1,349 triliun.
Berdasar angka ini, adakah pengurangan beban belanja dinas di setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) demi menyeimbangkan kas daerah dalam menghindari defisit? Atau ada kebijakan lain bahwa kenaikan tunjangan tenaga honorer yang dijanjikan hanya buat tenaga sukwan di luar SK Bupati?
“Tunjangan honorer guru saja yang direncanakan naik. Kalau tenaga honor di setiap SKPD di luar guru di bawah Disdikpora (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga) sudah lama ada penyesuaian. Justru pengurangan anggaran belanja dinas yang sedang fokus revisi di RAPBD 2019. Seperti ATK, biaya makan minum hingga studi banding,” kata Kepala Badan Kepegawaian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Asep Aang Rahmatullah, Jum’at (2/11/2018).
Selanjutnya dijelaskan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Hadis Herdiana, pihaknya masih membahas rencana alokasi kenaikan tunjangan honorer guru sukwan bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah maupun Banggar DPRD. Kendati angka yang diajukan, menurutnya, belum fixed.
Sedangkan keterangan Sekretaris Disdikpora, Nandang Mulyana, kebutuhan besaran nominal penambahan honor bagi para guru honorer, baik yang mengajar di SD maupun SMP, sedang dalam pemetaan SKPD-nya. “Kita sedang hitung itu supaya ada peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya. (tik)