KARAWANG, TAKtik – Dari sebelas desa yang sudah disinggahi ‘Simpay Ki Sunda’ sang pupuhu Sukur Mulyono menyampaikan pesan, politik untuk kebudayaan bukan kebudayaan untuk politik. Oleh karenanya, seni tradisional orang Jawa Barat ini harus tetap melahirkan regenerasi di tengah budaya dan peradaban global tanpa batas.
“Beruntung, kendati perkembangan teknologi yang makin pesat hingga memudahkan masyarakat mengakses dunia luar, budaya warisan leluhur kita masih ada yang intens memupuk serta memeliharanya. Namun kita juga tidak lantas cukup diam dengan komitmen kaum pelestari budaya ini. Sebagai bagian dari orang Sunda, saatnya kita turun bersama mereka ikut ngamumule,” kata Mulyono.
Setelah menghadirkan suguhan ‘Simpay Ki Sunda’ ke sebelas itu di Dusun Mekarsari, Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok, Sabtu malam (24/11/2018), Mulyono dan rombongan menargetkan akan terus berkeliling ke semua desa di wilayah Kabupaten Karawang. Nota bene sebagai pimpinan Partai Golkar di daerah ini, Mulyono pertegas, berpolitik untuk mempertahankan budaya lebih bermartabat dan bermanfaat dibanding berbudaya hanya untuk politik.
“Terlalu naif jika seni budaya luhur cuma dijadikan alat dari target politik. Justru yang mesti kita kedepankan adalah politik dijadikan sarana untuk mempertahankan sekaligus melahirkan regenerasi pelestari budaya itu sendiri. Sehingga nilai-nilai kebudayaan punya akar kuat sebagai identitas ke-Indonesia-an. Bukan sebaliknya, kita menjadi orang yang meninggalkan identitas akibat terjebak budaya global tanpa sadar. Di sinilah kekuatan politik harus menjadi pelindung,” tandas Mulyono. (tik)