KARAWANG, TAKtik – Aliansi Pergerakan Islam Karawang (ASPIKA) meminta Bupati Cellica Nurrachadiana untuk turut memperlihatkan kepeduliannya terhadap pelanggaran HAM berat yang terjadi di Xinjiang China. Karena di sana, terjadi tindak kekerasan yang disebutnya sangat keji terhadap kaum muslim Uyghur.
Kendati pelanggaran terhadap kebebasan beragama itu ada di negara lain, namun sebagai sesama manusia, utamanya sesama muslim, kalangan aktivis yang tergabung dalam ASPIKA berharap, sikap pemerintah tanpa terkecuali di daerah, memperlihatkan konsistensinya terhadap amanat Pembukaan UUD 1945.
“Yang bisa dilakukan bupati minimal mengajak seluruh jajarannya di Pemkab Karawang dengan mengajak para tokoh agama untuk menggelar istighosah atau do’a bersama buat keselamatan saudara-saudara kita di Uyghur. Sekaligus membuat surat edaran kepada seluruh pimpinan pondok pesantren, majelis taklim, serta DKM masjid agar secara bersama-sama turut melakukan kegiatan serupa,” seru Dayat dari elemen FPI.
Dalam aksinya di depan kantor bupati, Jum’at siang (11/1/2019), ASPIKA sempat menggelar teaterikal yang menggambarkan bagaimana kekejian tentara Xinjiang China terhadap muslim Uyghur. Setelah itu, perwakilan mereka yang diterima Asda II Ahmad Hidayat, Kepala Kesbangpol Sujana, maupun unsur Satpol PP, membacakan pernyataa sikap. Di antaranya, menuntut pemerintah China segera menghentikan kekerasan yang dilakukannya kepada ummat Islam Uyghur.
Mengajak Pemkab Karawang untuk bersama ummat Islam mendesak pemerintah Indonesia agar melakukan upaya-upaya diplomatik kepada pemerintah China hingga tragedi tersebut dihentikan. Mendesak organisasi Islam OKI dan PBB melakukan tindakan yang adil kepada pemerintah China sesuai hukum internasional demi menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia. (tik)