KARAWANG, TAKtik -Di tengah sorotan publik mengenai limbah cair yang dibuang ke Sungai Cibeet, ternyata muncul juga isu adanya uang dolar di tumpakan sampah padat dari limbah Pindo Deli Pulp & Paper 3 yang membuat warga di sekitarnya tergiur untuk ikut mengais rejeki dari sampah tersebut.
“Banyak yang penasaran hingga warga memburu sampah itu. Tapi saya tidak pernah menemukan uang dolar di sana. Yang ada cuma plastik dan kaleng saja,” kata Alimin (42), salah seorang warga Desa Tamanmekar, Kecamatan Pangkalan, di lokasi tumpukan sampah Pindo Deli 3, Senin siang (20/5/2019).
Namun demikian, sampah yang disebut-sebut impor dari Amerika sebagai bahan baku kertas cokelat (brown paper) tetap jadi buruan beberapa warga. Mereka memilahnya yang bernilai ekonomis. Selanjutnya dijual ke pengepul barang-barang bekas.
Seorang karyawan bagian produksi castcoat Pindo Deli 3 Mei Yudi Pransuri mengamini, bahwa tumpukan sampah buruan warga adalah buangan dari bahan baku brown paper. Di antaranya terdapat kaleng, plastik, alumunium, serta sejenisnya. Bahan-bahan ini, diakuinya, tidak bisa di-recycle dan harus dibuang kembali.
Menurutnya pula, Pindo Deli 3 telah bekerja sama dengan pihak ke tiga atau vendor untuk memusnahkan sampah tersebut. Namun pihak yang ditunjuk tidak pernah memusnahkannya hingga kini. “Sampah itu bakal ditarik kembali ke dalam pabrik,” ujarnya.
Informasi yang diperoleh kontributor TAKtik, adanya sampah impor seiring dengan perubahan produksi di pabrik Pindo Deli 3 yang semula memproduksi 900 ribu ton kertas putih per tahun menjadi 300 ribu ton per tahun. Kemudian, Addendum Analisis Dampak Lingkungan (Andal) diajukan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang.
Dalam dokumen addendum disebutkan, Pindo Deli 3 membutuhkan 10.800 ton pulp impor dengan tipe mixed paper atau campuran kardus, koran, dan majalah. Ribuan ton pulp kemudian menghasilkan 11,11 persen sampah plastik setiap bulan.
Hanya saja, dari total bahan baku (sampah impor) cuma 60 persen yang bisa didaur ulang. Sisanya berserakan di lahan warga, bahkan diduga ada yang berceceran ke aliran Sungai Cibeet. Alhasil, 10 sampai 15 persen sampah itu berpotensi mencemari daerah aliran sungai dari anak Sungai Citarum. Sayang, belum ada penjelasan resmi dari pihak manajemen Pindo Deli 3.(tim/tik)