KARAWANG, TAKtik – Bupati Cellica Nurrachadiana akan meminta penjelasan dari penanggungjawab proyek pengeboran sumur YYA-1 Pertamina Hulu Energi (PHE). Karena ada laporan yang dia terima terkait dugaan kebocoran pipa milik perusahaan plat merah tersebut.
Langkah itu siap ditempuh Cellica setelah wilayah pesisir utara Karawang tercemar cairan minyak mentah pada Minggu siang (20/7/2019). Banyak pihak menduga, cairan minyak itu berasal dari pipa PHE yang bocor di sekitar 7 mil dari bibir pantai Cilamaya. “Kami menerima laporan dari Kepala Desa Sedari dan Cemarajaya terkait hal itu,” ungkapnya.
Kapolres Nuredy Irwansyah Putra membenarkan adanya cairan minyak mentah yang mencemari perairan Pantai Cilamaya di dekat pantai Tangkolak, Desa Sukakerta Kecamatan Cilamaya Wetan. Titik kordinatnya adalah S 6 09 35″ E 107 60″ 28″. Namun Kapolres tandaskan, bahwa itu baru data sementara. Sehingga ia belum bisa menjelaskan secara detail karena masih nunggu laporan lengkap timnya di lapangan.
Sejak Minggu sore (20/7/2019), muncul kabar bahwa di wilayah pesisir utara Karawang tercemar cairan minyak mentah. Keadaan ini dikhawatirkan mengancam kehidupan biota laut. Keterangan dari seorang warga pesisir Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Wanusuki malah menyebutkan, cairan itu mulai masuk ke tambak-tambak milik warga di Cemarajaya.
“Dugaan saya, cairan minyak mentah muncul dari kegiatan eksplorasi PHE ONWJ (Offshore North West Java) yang melakukan pengeboran sumur YYA-1. Awalnya hanya berupa gelembung gas yang muncul sejak 12 Juli 2019. Kemudian terjadi tumpahan minyak yang disebut oil spiil atau crude oil,” sebut Wanusuki yang dikenal juga sebagai pemerhati lingkungan di wilayah pesisir tempat tinggalnya.
Tumpahan itu, kata Wanusuki lagi, baru sampai ke pesisir utara Karawang sekitar tanggal 21 juli 2019 pada pukul 17.30 WIB. Ia berharap, ada tim ahli yang diterjunkan ke lapangan untuk mengatasi tumpahan minyak tersebut. Apalagi, diketahuinya, kebocoran serupa sempat terjadi satu tahun lalu. (tim/tik)